Cicak adalah hewan yang kerap terlihat dalam keseharian, baik di dinding maupun di langit-langit rumah. Tak jarang pula melihat kotoran cicak yang jatuh di lantai atau atas lemari.
Keberadaan cicak juga menjadi pertanda adanya kehadiran jin, karena jin menyukai tempat yang kotor. Bahkan Rasulullah SAW menyebut cicak adalah penjahat kecil yang dianjurkan untuk dibunuh.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِقَتْلِ الْوَزَغِ وَسَمَّاهُ فُوَيْسِقًا.
Artinya: Dari Sa’id bin Abi Waqqash RA bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan membunuh cicak, dan beliau menamainya si penjahat kecil. (HR Muslim)
Ustaz Abdul Somad (UAS) menjelaskan, hadist tentang membunuh cicak adalah sahih, disebutkan dalam riwayat Imam Bukhari.
“Karena cicak ikut meniup-niupkan api saat Nabi Ibrahim as dibakar oleh Raja Namrud,” ujar UAS dalam bukunya, ‘Ustaz Abdul Somad Menjawab’.
Adapun keutamaan pahala yang didapat ketika membunuh cicak adalah sebagaimana disebutkan Rasulullah SAW,
مَنْ قَتَلَ وَزَغًا فِى أَوَّلِ ضَرْبَةٍ كُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَفِى الثَّانِيَةِ دُونَ ذَلِكَ وَفِى الثَّالِثَةِ دُونَ ذَلِكَ
Artinya: Barang siapa membunuh cicak dengan sekali pukulan, maka dia mendapat kebaikan sekian dan sekian. Barang siapa membunuh cicak dengan dua kali pukulan, maka dia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang pertama. Jika dia membunuh cicak dengan tiga kali pukulan, maka dia memperoleh kebaikan sekian dan sekian, yang lebih sedikit daripada yang kedua. (HR Muslim)
UAS pun melanjutkan cerita Raja Namrud yang memerintahkan masyarakat Babylonia mengumpulkan kayu untuk membakar Nabi Ibrahim as.
“Kemudian masyarakat membakar Nabi Ibrahim, dan turunlah wahyu Allah ‘Jadilah engkau sejuk dan selamat,’ dan ketika itu datang cicak meniup-niup api Ibrahim. Maka dosa cicak sampai sekarang terus berlanjut,” kata UAS.
Ketika itu ada seekor burung pipit membawa setetes air, berusaha memadamkan api yang membakar Nabi Ibrahim.
Burung lain pun tertawa melihat seraya berkata, ‘Mengapa kau padamkan api dengan setetes air?”
‘Aku tahu satu tetes tidak bisa memadamkan, tapi aku hanya ingin jika nanti Allah bertanya saat Ibrahim dibakar, apa yang kau lakukan? Aku pernah ikut (bantu memadamkan).’ jawab burung pipit.