Kental Manis Bukan Susu! Muslimat NU-Pakar Gizi Bongkar Bahaya untuk Anak

Kental Manis Bukan Susu! Muslimat NU-Pakar Gizi Bongkar Bahaya untuk Anak


Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) periode 2024, Aniroh, mengingatkan masyarakat agar tidak menggunakan kental manis sebagai pengganti susu atau ASI bagi balita dan anak-anak. Hal ini berkaitan erat dengan upaya pemerintah dalam pengentasan stunting di Indonesia. 

Menurut Aniroh, edukasi terkait bahaya kental manis harus terus diperkuat agar tidak terjadi kesalahpahaman di masyarakat.

“Takutnya nanti mindset warga berubah lagi. Jangan sampai kental manis kembali dipakai karena murah, padahal berbahaya bagi anak-anak. Ini yang jangan sampai terjadi,” ujar Aniroh dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (8/10/2024).

Muslimat NU, kata Aniroh, turut membantu penanganan stunting di daerah Lampung Tengah.

 Saat ini, penanganan stunting di wilayah tersebut menunjukkan perkembangan positif dengan penurunan angka stunting dari 22 persen pada 2022 menjadi 18 persen pada 2024.

“Artinya, ada penurunan tiga persen. Namun, pengetahuan ibu-ibu harus terus ditingkatkan agar angka stunting di Lampung Tengah bisa mencapai 0 persen,” jelasnya.

Aniroh menegaskan bahwa kental manis bukanlah susu dan seharusnya hanya digunakan sebagai topping makanan, bukan sebagai pengganti ASI atau susu formula untuk bayi dan balita. Pemberian kental manis yang tidak sesuai dapat berdampak buruk pada perkembangan otak dan kesehatan anak.

“Kental manis ini bukan susu, jangan sampai perkembangan otak anak-anak terganggu karena malah diberikan gula,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Harian Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI), Arief Hidayat, juga menyesalkan masih banyaknya masyarakat yang salah persepsi mengenai kental manis. Menurutnya, kental manis sebagian besar mengandung gula, dan hanya sedikit sekali kandungan susunya.

“Kental manis bukanlah susu dan tidak boleh diberikan sebagai pengganti ASI,” tegas Arief.

Arief menyatakan bahwa salah satu penyebab stunting di Indonesia adalah penggunaan kental manis yang tidak tepat. Anak-anak yang mengonsumsi kental manis dalam jumlah berlebihan berisiko mengalami gangguan perkembangan, termasuk masalah pada otak.

“Ini yang menyebabkan gangguan perkembangan otak pada anak. Jika seorang ibu memberikan kental manis, itu sama saja dengan memberikan sirup ke anak,” jelas Arief.

Komentar