Moeldoko Geram soal Premanisme di Pabrik BYD: Tumpas Saja!

Moeldoko Geram soal Premanisme di Pabrik BYD: Tumpas Saja!


Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyatakan dukungannya kepada Gubernur Jawa Barat dalam upaya memberantas tindakan premanisme yang mengganggu proyek strategis nasional, termasuk pembangunan pabrik mobil listrik BYD di Subang.

“Saya mendukung apa yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat, tumpas saja itu,” kata Moeldoko kepada wartawan di Jakarta, Selasa (22/4/2025) dikutip dari Antara.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan itu menegaskan, tindakan premanisme terhadap proyek besar seperti pembangunan fasilitas BYD merupakan bentuk penghambatan terhadap iklim investasi yang sehat di Indonesia. Ia mengingatkan bahwa investasi besar seperti ini seharusnya didukung karena berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

“Alih-alih mengganggu, masyarakat seharusnya menciptakan iklim investasi yang baik. Kita butuh peluang kerja, tapi ada investor datang justru diganggu. Ini jelas tidak benar,” ujar Moeldoko.

Pernyataan Moeldoko merespons laporan Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, yang sebelumnya menyebut pembangunan pabrik BYD di Subang sempat terganggu oleh aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (ormas). Informasi ini diterimanya saat kunjungan ke Shenzhen, Tiongkok.

Eddy mendesak pemerintah bersikap tegas dalam menjamin keamanan investor. “Hal yang paling mendasar bagi investasi adalah jaminan keamanan. Jangan sampai investor merasa tidak nyaman berinvestasi di Indonesia,” tegasnya.

Investasi Strategis Rp11,7 Triliun dan Dampaknya

Pabrik kendaraan listrik BYD di Subang Smartpolitan, kawasan kota mandiri yang terintegrasi untuk industri dan komersial, merupakan bagian dari investasi besar senilai Rp11,7 triliun. Fasilitas ini dirancang menjadi salah satu pabrik otomotif terbesar di ASEAN dan diproyeksikan menjadi katalis pertumbuhan ekonomi nasional.

Pabrik ini dibangun di atas lahan seluas 108 hektare dan akan diperluas menjadi 126 hektare. Target awal kapasitas produksi mencapai 150.000 unit per tahun, dan terbuka peluang untuk pengembangan fasilitas baterai serta kendaraan PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) premium di tahap berikutnya.

Selain menyerap hingga 18.814 tenaga kerja, pabrik BYD juga akan dilengkapi pusat riset dan pengembangan serta fasilitas pelatihan berbasis teknologi hemat energi dan ramah lingkungan. Produksi komersial ditargetkan dimulai pada awal tahun 2026.

Komentar