Di tengah memanasnya perang tarif antara AS dengan China yang membuat ekonomi landai, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) merup laba bersih konsolidasi Rp13,2 triliun di kuartal I-2025. Atau tumbuh 3,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Di sisi rasio profitabilitas, Direktur Utama Bank Mandiri, Darmawan Junaidi menyebut, angka Return on Equity (ROE) terjaga solid di level 20,8 persen secara bank only, pada kuartal I-2025. Ke depan, Bank Mandiri konsisten melanjutkan strategi pertumbuhan berkelanjutan melalui akselerasi segmen wholesale dan penguatan ekosistem ritel, sambil tetap mengedepankan manajemen risiko secara disiplin.
“Dengan fokus pada peningkatan dana murah berbasis transaksi serta pembiayaan ke sektor-sektor unggulan, kami optimistis dapat menjaga efisiensi biaya dana dan mendukung ekspansi bisnis secara sehat dan berkesinambungan,” ujar Darmawan dalam Paparan Publik Laporan Keuangan Kuartal I-2025 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (29/4/2025).
Perseroan mencatatkan kredit konsolidasi sebesar Rp1.672 triliun atau tumbuh 16,5 persen (yoy) pada kuartal I-2025, yang didorong oleh pertumbuhan positif baik di segmen wholesale maupun retail.
Selain menjadi pendorong utama kinerja kredit, Darmawan menyebut segmen wholesale juga menjadi bahan baku pertumbuhan segmen retail melalui ekosistemnya. “Selama kuartal I-2025, pertumbuhan perseroan tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, dan mencatatkan pertumbuhan kredit dan DPK di atas rata-rata pertumbuhan industri,” ujar Darmawan.
Dalam penyaluran kredit, lanjutnya, perseroan fokus membidik sektor-sektor prospektif dan resilien seperti konstruksi dan infrastruktur, energi, makanan dan minuman, serta sektor padat karya lainnya.
Tercatat, kredit corporate tumbuh sebesar 20 persen (yoy) atau bertambah Rp102 triliun menjadi Rp608 triliun pada kuartal I-2025, sementara kredit commercial tumbuh 21,4 persen (yoy) atau sebesar Rp296 triliun pada kuartal I-2025.
Kemudian, kredit kepada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) naik sebesar Rp11 triliun menjadi Rp136 triliun pada kuartal I-2025, yang mempertegas komitmen Bank Mandiri dalam memperkuat ekonomi berbasis kerakyatan.
Darmawan menyebut kinerja baik itu juga diikuti oleh pertumbuhan berkualitas, yang tercermin dari rasio kredit bermasalah Non-Performing Loan (NPL) secara bank only dapat dijaga di level 1,01 persen pada Maret 2025.
Sehingga, capaian itu berdampak terhadap perbaikan dari sisi biaya kredit atau Cost of Credit (CoC) yang membaik ke level 0,71 persen per Maret 2025, dari periode tahun sebelumnya 0,99 persen.
“Kami terus memperkuat penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan kredit, sekaligus mengoptimalkan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkelanjutan seiring dengan percepatan ekspansi di berbagai sektor,” kata Darmawan.
Selanjutnya, penguatan manajemen risiko juga merupakan bagian penting dari strategi ekspansi, tercatat NPL coverage ratio Bank Mandiri secara bank only terjaga di level 299 persen, mencerminkan ketahanan finansial yang kuat dalam mengantisipasi risiko kredit.
“Kami optimis, dengan manajemen risiko yang kuat, Bank Mandiri tidak hanya mampu menjaga ketahanan bisnis di tengah berbagai dinamika, sekaligus membuka banyak peluang untuk tumbuh lebih optimal dalam mendukung kemajuan ekonomi Indonesia ke depan,” ujar Darmawan.
Pada kuartal I-2025, total Dana Pihak Ketiga (DPK) secara konsolidasi tercatat senilai Rp1.748 triliun, atau meningkat 11,2 persen (yoy), yang didorong oleh peningkatan dana murah mencapai 8,89 persen (yoy) dengan komposisi dana murah secara bank only mencapai 77,1 persen (yoy).