Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hanya Isapan Jempol, Sejak 10 Tahun Indonesia tak Pernah Capai Target

Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Hanya Isapan Jempol, Sejak 10 Tahun Indonesia tak Pernah Capai Target


Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda optimistis ekonomi Indonesia bakal tumbuh, namun dikisaran 5 persen. 

Indonesia adalah negara dengan perekonomian terbesar di Asia Tenggara. Pada kuartal pertama 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 4.87 persen. Angka ini turun dibanding kuartal sebelumnya yang tercatat tumbuh 5.02 persen.  

Sebelumnya Bank Dunia dan International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 4,7 persen pada 2025. Salah satu pemicunya dampak ekonomi dunia. Proyeksi itu juga berkaca pada ekonomi global yang diprediksi hanya tumbuh 2,7 persen.

“Bank Dunia dan IMF sudah mengkoreksi laporan pada 2024, di mana kedua lembaga itu menyebutkan ekonomi Indonesia bisa tumbuh 5,2 persen, tapi sekarang diprediksi turun menjadi 4,7 persen. Kami melihat penurunan proyeksi ini cukup signifikan dan ini tidak terlepas dari dampak global economic growth,” ujar Huda dalam acara diskusi virtual, Jakarta, Kamis malam (8/5/2025).

Huda mengingatkan pada masa kepemimpinan mantan Presiden RI Joko Widodo pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak pernah mencapai target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hanya pada 2022, pertumbuhan ekonomi mencapai target APBN. Oleh karena itu, dia menyebut pernyataan yang diucapkan Presiden RI Prabowo Subianto soal ekonomi Indonesia kuat hanyalah omon-omon.

“Sejak 2015 yang disampaikan oleh Prabowo bahwa pondasi ekonomi Indonesia kuat, itu hanyalah isapan jempol belaka. Kalau kami lihat dari target pertumbuhan ekonomi pada 2015 sampe 2024 itu tidak pernah mencapai target. Itu artinya, Jokowi tidak membuat pondasi ekonomi kita menjadi lebih kuat,” kata dia.

Lebih lanjut, dia mengatakan adanya pengurangan porsi konsumsi dari masyarakat kelas menengah telah mempengaruhi sisi transaksi ekonomi digital.

“Begitu juga dengan konsumsi rumah tangga yang semakin melemah dan dari kelas masyarakat menengah yang semakin menurun porsi konsumsinya. Parahnya, pendapatan kelas atas yang semakin meningkat, membuat ketimpangan ini akan semakin nyata,” ucap dia.  

Komentar