Angka pernikahan di Indonesia terus menurun akibat berbagai faktor, seperti tekanan ekonomi, meningkatnya kemandirian perempuan, perubahan nilai sosial, serta tingginya angka perceraian. Banyak generasi muda memilih menunda atau tidak menikah karena merasa belum siap secara finansial dan lebih mengutamakan kebebasan pribadi. Kondisi ini berdampak pada penurunan angka kelahiran dan memicu ancaman depopulasi, yang dapat mengganggu keseimbangan demografi dan memperberat beban ekonomi di masa depan. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan kebijakan yang mendukung keluarga muda dan mengembalikan kepercayaan terhadap institusi pernikahan.
Teori pilihan rasional membantu menjelaskan mengapa banyak generasi muda menunda atau bahkan menghindari pernikahan. Dalam pandangan ini, individu cenderung mempertimbangkan manfaat dan biaya sebelum mengambil keputusan. Dalam konteks pernikahan dan memiliki anak, banyak anak muda merasa beban ekonomi, ketidakstabilan pekerjaan, dan tekanan sosial membuat keputusan menikah menjadi kurang menarik. Hal ini diperkuat oleh teori individualisasi dari Ulrich Beck dan Elisabeth Beck-Gernsheim, yang menekankan bahwa dalam masyarakat modern, individu lebih mengutamakan kebebasan, karier, dan pengembangan diri dibandingkan mengikuti norma tradisional seperti pernikahan.
Penurunan angka pernikahan di Indonesia dalam enam bulan terakhir dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup, fokus pada karier, dan tekanan finansial yang meningkat. Banyak generasi muda menunda menikah karena merasa belum siap secara ekonomi dan emosional. Tren ini berpotensi menurunkan angka kelahiran, yang dapat memicu ancaman depopulasi dengan bertambahnya penduduk lanjut usia dan berkurangnya usia produktif.
Dampak sosial dan ekonomi dari kondisi ini perlu diantisipasi melalui kebijakan yang mendukung keluarga muda, seperti insentif finansial dan penyediaan perumahan terjangkau. Dengan pendekatan yang tepat, penurunan angka pernikahan bisa menjadi peluang untuk membangun masyarakat yang lebih berkualitas tanpa mengorbankan keseimbangan demografi.