Israel Lebih Parah Jadikan Fasilitas Medis dan Media Iran sebagai Target Sistemik

Israel Lebih Parah Jadikan Fasilitas Medis dan Media Iran sebagai Target Sistemik


Pada 19 Juni, serangan rudal Iran menyebabkan kerusakan pada sebuah rumah sakit di Kota Beersheba, Israel. Serangan tersebut, yang merupakan bagian dari respons Iran terhadap serangan Israel terhadap infrastruktur militer dan sipilnya, menjadi berita utama di seluruh dunia.

Namun, yang tidak diliput media arus utama adalah serangan Israel terhadap infrastruktur medis Iran beberapa hari sebelum dan sesudahnya. Setidaknya tiga rumah sakit, beberapa pusat medis darurat, dan beberapa ambulans dilaporkan menjadi sasaran.

Fasilitas medis bukan satu-satunya lokasi sipil yang diserang Israel sejak meningkatnya konflik dengan Iran. Media dan lembaga pendidikan, termasuk lembaga penyiaran nasional Iran dan asrama Universitas Shahid Beheshti di Teheran, juga menjadi sasaran, namun tidak banyak menarik perhatian internasional.

Israel, yang telah berulang kali menargetkan rumah sakit dan pusat medis di Lebanon dan Gaza dalam beberapa tahun terakhir, tampaknya menggunakan taktik yang sama di Iran, mengganggu sistem perawatan kesehatan sebagai bagian dari strategi militernya.

Penargetan Sistemik terhadap Pusat Kesehatan

Dampak psikologis dari penargetan infrastruktur layanan kesehatan jauh melampaui kerusakan langsung. Bagi warga biasa dan tenaga medis, dampak emosional jangka panjangnya sangat besar.

Seorang perawat yang bertugas di Teheran, yang tetap tinggal di kota itu meskipun serangan Israel terus berlanjut, mengungkapkan dampak serangan ini terhadap para pekerja rumah sakit.

“Saya dan rekan-rekan terus bekerja dan merawat yang terluka setiap hari, tetapi tidak diragukan lagi bahwa penargetan fasilitas medis telah memberikan dampak emosional yang besar pada kita semua,” katanya, mengutip laporan The New Arab (TNA), Senin (23/6/2025).

Perawat yang memiliki seorang putri berusia 14 tahun itu menggambarkan ketakutan yang dirasakan keluarganya. “Ketika berangkat kerja, saya tidak tahu apakah saya akan kembali. Tak seorang pun dari kami membicarakannya, tetapi setiap kali mencium putri saya untuk mengucapkan selamat tinggal, saya bertanya-tanya apakah itu akan menjadi saat terakhir.”

Menurut sumber resmi di Iran, beberapa fasilitas medis telah diserang sejak dimulainya serangan Israel. Fasilitas tersebut termasuk Rumah Sakit Farabi di Kermanshah, Rumah Sakit Anak Hakim di Teheran, Pusat Kesejahteraan Qasre Shirin, dan Pusat Kesehatan Mianrahan. Pada 20 Juni, Hossein Kermanpour, kepala hubungan masyarakat di Kementerian Kesehatan, mengonfirmasi bahwa enam ambulans juga menjadi sasaran. 

Menargetkan Media

Sama seperti Israel yang sebelumnya menargetkan media domestik dan internasional, jurnalis dan penyiar Iran kini menjadi sasaran serangan dalam kampanye militer terbarunya. Televisi pemerintah Iran beroperasi dari sebuah kompleks besar di Teheran utara, jauh dari instalasi militer, keamanan, atau polisi. Pada 16 Juni, studio utama jaringan tersebut diserang saat siaran berita langsung.

Menurut seorang jurnalis Iran yang bekerja di studio radio kompleks itu pada 2008 dan 2009, serangan itu sama sekali bukan kecelakaan. “Setelah serangan itu, orang-orang di Teheran mulai meninggalkan kota. Pemirsa sedang menonton program berita langsung ketika tiba-tiba program itu diserang, bukti bahwa Israel menargetkan apa pun yang diinginkannya, tanpa menahan diri,” katanya kepada TNA , berbicara dari Iran utara, tempat ia mencari perlindungan.

“Saya tidak bersimpati pada televisi resmi, itu adalah sayap propaganda rezim, tetapi melihat reruntuhan jatuh di kepala seorang presenter secara langsung di udara menghancurkan sesuatu dalam diri saya. Itu menyakiti jiwa saya,” tambahnya.

Komentar