Diplomasi Indonesia di Pusaran Global dan Sejengkal Perang

Diplomasi Indonesia di Pusaran Global dan Sejengkal Perang


“Indonesia sejak dulu, selalu non-blok, kami menghormati semua negara. Kebijakan luar negeri kami sangat sederhana, satu frasa, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak. Kami ingin berteman dengan semua,” kata Prabowo di St.Petersburg

Keputusan Presiden Prabowo mengabaikan forum G7 dan memilih terbang ke Rusia bertemu Presiden Vladimir Putin patut diacungi jempol. Hal tersebut seakan menandakan pentingnya posisi Indonesia di pergaulan dunia di bawah kepemimpinan Prabowo.

Pidatonya di St. Petersburg menjadi momen penting dalam sejarah diplomasi Indonesia. Pesannya yang menekankan pentingnya nilai-nilai kemanusiaan di tengah kompleksitas dunia modern menjadi sorotan dan bukti bahwa Indonesia tidak hanya hadir sebagai penonton dalam percaturan global, tetapi sebagai aktor yang membawa pesan moral bagi peradaban dunia.

Pidato Prabowo mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan. Beberapa tokoh dunia memuji keberaniannya mengangkat isu kemanusiaan di tengah dominasi narasi kekuasaan. Media internasional menyebutnya sebagai “suara moral dari Asia Tenggara” yang membawa keseimbangan baru dalam diskursus global.

Sejumlah pengamat menilai pidato tersebut sebagai langkah strategis Prabowo dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai kekuatan menengah yang menjunjung tinggi prinsip moral dan solidaritas global.

“Kebijakan luar negeri di bawah pak Prabowo sebenarnya bagus sekali ya, karena pak Prabowo itu bisa mengontak ke berbagai ke pimpinan dunia bahkan memberikan selamat dan kemudian juga dikontak oleh pemimpin dunia sehingga hububgan itu terasa mesra,” kata Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, Prof. Hikmahanto Juwana kepada Inilah.com.

Di forum tersebut, Prabowo benar-benar disambut Putin, mereka duduk bersebelahan dan sesekali berbincang akrab di depan sorotan kamera. Meskipun Prabowo buru-buru mengklarifikasi bahwa kedatangannya ke Rusia dan mengabaikan G7 hanya karena alasan undangan yang lebih dulu sampai.

Prabowo paham langkahnya ke Rusia bisa saja diartikan sebagai kedekatan dua negara di tengah ketegangan dengan negara adi kuasa Amerika Serikat.

Dengan pilihan untuk menghadiri undangan khusus dari Putin, Prabowo tidak hanya menunjukkan kepekaan terhadap situasi geopolitik terkini tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara yang mendukung penyelesaian damai atas konflik yang ada. Dukungan ini diharapkan dapat mendorong hubungan internasional yang lebih baik demi mencapai tujuan bersama.

Desain tanpa judul (1).png

Meski baru delapan bulan menjabat sebagai presiden, Prabowo “rajin” kunjungan kerja ke luar negeri. Mantan Menhan itu paham bahwa salah satu hal penting yang harus dilakukannya begitu menjabat sebagai presiden adalah, menegaskan posisi Indonesia dalam percaturan dunia. Hasilnya, Hikmahanto melihat bagaimana Indonesia saat ini diperlakukan di dunia luar.

“Negara lain sangat melihat ya indonesia, saya ingat ketika Israel akan menyerang Iran, beberapa jam sebelumnya Presiden Trump menelepon Presiden Prabowo saya tidak tahu konteksnya seperti apa, tapi kalau saya membaca ini, ini sebenarnya mau agar Indonesia tidak terlalu bersuara, karena satu berpandangan berbeda, ketika Israel menyerang Iran. Jadi mungkin Trump sudah tahu Israel akan menyerang dan kemudian dia melakukan, dgb mungkin berbagai kepala pemerintahan kepala negara termasuk pak prabowo karena kita tahu Indoenesia mayoritas beragama islam dan tentu kita tahu reaksi Indonesia akan seperti apa,” terang Guru Besar Hukum Internasional Universita Indonesis tersebut.

Di ujungnya, dengan penting dan strategisnya posisi Indonesia di mata dunia, Hikmahanto menilai pentingnya peran yang harus diambil. Tidak hanya sekadar urusan investasi, tapi juga soal kedaulatan negara, termasuk Gaza.

“Harus diambil inisiatif supaya Indonesia diperhitungan, seperti dalam perang Israel dan Iran ini saya mendukung apabila pak presiden membentuk koalisi untuk perdamaian, dan ini bisa menindaklanjuti KTT yang sedianya akan dilakukan oleh Prancis dengan Arab Saudi yang tadinya hanya akan membahas Gaza,” ungkapnya.

Dalam analisisnya, Hikmahanto menilai ada tiga hal yang bisa diusung presiden.”Pertama adalah negara-negara tidak menggunakan kekerasan untuk kepentingan nasional mereka, yang kedua adalah negara-negara melihat sisi kemanusiaan ketika dia mau mengambil atau mengancam melakukan penggunaan kekerasan karena ujung-ujungnya adalah manusia-manusia dari berbagai belahan dunia yang akan terdampak,” katanya.

“Dan yang terakhir untuk mendamaikan timur tengah, mungkin solusi itu prrlu gaungkan itu perlu diwujudkan dimana Palestina merdeka,”

Satu hal minus yang dilihat Hikmahanto dalam pergerakan Prabowo di luar negeri adalah, eksekusi setelahnya oleh para pembantunya. Indonesia banyak mengantongi komitmen investasi dari berbagai lawatan Prabowo ke luar negeri. Seperti komitmen investasi sebesar Rp37,64 Triliun dari Rusia. Ada juga Rp158 Trilun komitmen investasi usai lawatan Prabowo ke China.

“Cuma memang yang penting mungkin adalah pelaksanaan yang sudah dilakukan bapak presiden oleh para menterinya sehingga bisa memberikan manfaat kepada dunia,” tandasnya.

Indonesia Nonblok

Presiden Prabowo meyakini pilihannya untuk mempertahankan posisi Indonesia yang tidak memihak aliansi tertentu atau nonblok daripada bersaing dengan negara lain yang berujung pada konfrontasi.

Prabowo menghormati semua kekuatan besar dunia dan menghormati para negara yang menjadi tetangga baik Indonesia.”Kami ingin menjaga hubungan baik, dan kami mencoba meyakinkan semua pihak bahwa satu-satunya cara untuk maju di planet yang semakin kecil ini, kita tidak boleh membiarkan persaingan yang tidak akan menghasilkan apa-apa, terutama jika itu berujung pada konfrontasi,” kata Prabowo di St.Petersburg.

Disinggung terkait Indonesia yang selalu memposisikan nonblok di tengah semakin rumitnya dunia, bahkan sulit untuk melangkah maju.

Presiden Prabowo pun meyakini bahwa satu-satunya cara untuk mencapai kemakmuran suatu bangsa adalah dengan menjalin kolaborasi, kerja sama dan hidup berdampingan secara damai. Kemakmuran itulah, kata Presiden, yang tengah dicapai Indonesia, dengan menjaga hubungan baik terhadap semua negara.

Prabowo meyakinkan para negara tetangga bahwa persaingan tidak akan menghasilkan sesuatu, apalagi jika berujung pada konfrontasi.”Jadi, tidak, saya yakin bahwa kita harus mempertahankan jalan nonblok ini,” kata Presiden.

Ia juga sempat menyampaikan posisi geopolitik Indonesia dalam pidatonya dalam forum SPIEF itu. “Indonesia secara tradisi selalu nonblok. Kami menghormati semua negara. Kebijakan luar negeri kami sederhana, seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak,” katanya.

Kepala Negara menyatakan bahwa Indonesia ingin bersahabat dengan semua negara, dan menolak narasi dunia yang terbagi dalam kutub-kutub kekuatan. Di hadapan para kepala negara dan konglomerat dunia, Presiden Prabowo juga menepis anggapan bahwa kehadirannya di forum ekonomi Rusia sebagai isyarat politik tertentu, menyusul ketidakhadirannya dalam KTT G7 sebelumnya.

Perang Semakin Dekat, Indonesia Sudah Siap?

Perang 12 hari Israel-Iran semakin membuka mata dan kekhawatiran bersama, Perang Dunia 3 sudah dekat. Lalu siapkan Indonesia jika nantinya ikut terlibat aktif berperang?

“Was was itu dari waspada dan kewaspadaan adalah DNA dari Pertahanan yang menjadi karakter dalam militer,” kata Pengamat Militer Ade Muhammad kepada Inilah.com.

Dalam analisisnya, Ade melihat, jangankan perang 12 hari Iran-Israel 2025, perang Azerbaijan-Armenia 2023 atau perang Rusia-Ukraina 2022 hingga kini pun menjadi perhatian kewaspadaan kita.

“Kita melihat sudah ada shifting of defense system dari perang frontal jarak dekat menjadi perang jarak jauh. Didominasi oleh teknologi drones yang sangat pesat yang didukung oleh hypersonic missile dengan diperkuat oleh perkembangan AI. Sehingga perang menjadi lebih efisien dan efektif dalam menghancurkan,” kata analis pertahanan dan keamanan tersebut.

Meski tak pernah berperang dan jarang sekali menunjukkan kekuatannya, militer Indonesia masuk dalam jajaran 20 negara terkuat. Kekuatan militer Indonesia menempati peringkat 13 dari 145 negara dalam daftar Global Firepower (GFP). Indonesia juga menjadi kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara. Secara keseluruhan, kekuatan militer Indonesia dinilai cukup kuat dengan jumlah personel aktif dan cadangan yang besar, serta memiliki kekuatan di bidang angkatan laut yang unggul.

image.png

Posisi Indonesia dalam militer dunia kata Ade, bukan merupakan ancaman bagi siapapun. Namun cukup menyengsarakan bagi siapapun bagi musuh atau musuh potential yang mau mengganggu. Indonesia terus memperbaiki gap readiness nya dengan seabreg perbaikan sistem, teknologi maupun doktrin strateginya.

“Salah satu masalah besar kita secara sistemik adalah kedaulatan penggunaan senjata, yang terutama dari Barat. Karena jika operasinya tidak disukai maka sistem senjata itu tidak diperbolehkan digunakan,” terangnya.

Untuk kebijakan pertahanan Indonesia kini memperkaya sistem nya dari berbagai negara alternatif terutama non-Barat. Seperti Turki, Rusia, dan Tiongkok.

Satu hal yang jadi keuntungan Indonesia saat ini jika menghadapi perang adalah, punya presiden yang berlatar militer.”Menguntungkan dari pemahaman yang sangat dalam pada sistem pertahanan dan strategi Geopolitik. Kebetulan Bapak Prabowo Subianto sangat menekankan defense diplomacy sebagai ujung tombak pertahanan, beliau nampaknya sangat terpengaruh secara positif dari pendidikannya di Amerika Serikat yang menekankan Foreign Policy sebelum Security Policy,” tandasnya.[Syahidan, Ivan]

Komentar