Ulama Besar Iran Labeli Trump ‘Musuh Tuhan’, Ancaman Pembunuhan Salman Rushdie Jilid Dua?

Ulama Besar Iran Labeli Trump ‘Musuh Tuhan’, Ancaman Pembunuhan Salman Rushdie Jilid Dua?


Panggung geopolitik Timur Tengah masih memanas. Seorang ulama senior Iran, Ayatollah Agung Naser Makarem Shirazi, baru saja mengeluarkan fatwa yang sangat keras. Targetnya? Bukan sembarang orang, melainkan langsung Presiden AS Donald Trump dan para pemimpin Israel. Isu sentralnya, jelas, adalah ancaman terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Melansir laporan dari Newsweek pada Selasa (1/7/2025), Shirazi tak main-main dengan fatwanya. Dia menegaskan, siapa pun yang berani mengancam Khamenei atau ulama besar Syiah (Marja) lainnya, secara otomatis akan dicap sebagai ‘musuh Tuhan’.

“Setiap orang atau rezim yang mengancam Pemimpin atau Marja dianggap sebagai musuh Tuhan,” tegas Shirazi, seperti dikutip oleh kantor berita Mehr. Sebuah pernyataan yang jelas, lugas, dan tak bisa ditawar!

Fatwa ini muncul bukan tanpa sebab. Ini adalah respons telak atas pernyataan Trump yang menyebut Khamenei sebagai ‘target yang mudah’, serta ancaman terang-terangan dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, yang sesumbar akan membunuh Khamenei jika Iran terus melakukan serangan. Tentu saja, telinga para ulama di Iran tak bisa diam mendengar provokasi semacam itu.

Seruan ‘Penyesalan’ dan Bayang-bayang Salman Rushdie

Dalam fatwanya, Shirazi menyerukan umat Islam di seluruh dunia untuk ‘membuat musuh-musuh ini menyesali kata-kata dan kesalahan mereka’. Nah, ini dia yang bikin merinding! Meski fatwa ini secara hukum tidak mengikat secara universal, pengaruhnya di negara-negara dengan sistem hukum Syariah sangat kuat. Bisa dibayangkan dampaknya di tengah situasi geopolitik yang sedang tegang-tegangnya.

Khosro K. Isfahani, analis senior di National Union for Democracy di Iran, bahkan menyamakan fatwa ini dengan fatwa terhadap penulis Salman Rushdie pada tahun 1989. Ingat kasus Rushdie dengan buku terkenalnya yang berjudul The Satanic Verses? Itu berujung pada ancaman pembunuhan global!

“Ayatollah agung kedua baru saja mengeluarkan fatwa pembunuhan terhadap POTUS Trump,” tulis Isfahani di platform media sosial X.

Dia menambahkan, yang ini bukan sekadar klaim. “Tidak seperti fatwa yang diklaim ada terhadap senjata nuklir, fatwa ini nyata, tertulis, ditandatangani, dan disegel.” Sebuah peringatan keras yang tak bisa dianggap enteng.

Implikasi Fatwa di Tengah Konflik Berdarah

Fatwa ini sendiri keluar setelah konflik berdarah 12 hari antara Israel dan Iran, sebuah ‘momen sangat genting bagi Republik Islam’, menurut para pengamat. Hamidreza Azizi, peneliti tamu di Institut Jerman untuk Urusan Internasional dan Keamanan, bahkan memperkirakan rezim Iran kemungkinan akan memperketat kontrol terhadap oposisi di dalam negeri demi mempertahankan legitimasinya.

“Rezim akan mengejar teror, kekacauan, dan pembunuhan selama berkuasa. Satu-satunya jalan menuju perdamaian dan stabilitas adalah membantu rakyat Iran merebut kembali negara mereka,” tandas National Union for Democracy di Iran.

Jadi, ini bukan sekadar gertakan kosong. Fatwa ini adalah deklarasi perang spiritual dan moral dari salah satu pusat kekuatan keagamaan di dunia Syiah. Akankah ini memicu eskalasi yang lebih parah? Atau hanya akan menjadi retorika panas di tengah perang urat saraf yang tak berkesudahan? Waktu yang akan menjawab.

Komentar