Ada kabar gembira dari Negeri Tirai Bambu. Sebanyak 25 Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dari berbagai pelosok Indonesia, mulai dari Semarang, Malang, hingga Lombok, baru saja unjuk gigi di ajang bergengsi China International Small and Medium Enterprises Fair (CISMEF) ke-20. Pameran akbar ini digelar pada 27-30 Juni 2025 di Guangzhou, Provinsi Guangdong, China.
Atase Perdagangan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing, Budi Hansyah, tak bisa menyembunyikan rasa semangatnya. “UMKM Indonesia harus lebih berani memasuki pasar internasional dan siap berinovasi agar produknya bisa bersaing,” tegas Budi dalam keterangan tertulis yang dikutip Rabu (2/7/2025).
Ini bukan sekadar ajakan, tapi sebuah peringatan keras agar UMKM kita tak cuma jago kandang!
Kehadiran 25 UMKM ini, menurut Budi, adalah buah manis kerja sama apik antara Atase Perdagangan KBRI Beijing, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian Koperasi dan UKM. Produk yang dipamerkan pun beragam dan menggoda selera: mulai dari makanan olahan, produk fesyen, kerajinan tangan, perhiasan mutiara, bahan pangan sehat, sarang burung walet, gaharu, sampai kopi khas Indonesia. Komplet!
Desain Booth Memukau, Potensi Bisnis Miliar Rupiah Mengalir!
Jangan kira cuma numpang pajang. Booth Indonesia yang strategis di Hall 17.2, Area D (D1–D24) dengan luas 216 meter persegi, didesain khusus untuk memanjakan mata dan memancing interaksi bisnis.
“Karena selain pameran ada juga UMKM yang melakukan ‘business matching’ dengan beberapa pembeli besar di sini,” ungkap Budi.
Yang lebih bikin happy, partisipasi kali ini adalah yang pertama setelah enam tahun absen dari pameran yang sama. Sebuah comeback yang patut diacungi jempol.
Dan hasilnya? Selama empat hari pameran, potensi transaksi ritel langsung (B2C) tercatat fantastis: 241.783,8 yuan atau sekitar Rp547,4 juta. Tapi itu belum seberapa. Potensi kerja sama bisnis (B2B) mencapai angka yang lebih gila lagi, yakni: US$773,2 ribu, atau sekitar Rp12,5 miliar!
Tiga Jagoan Penjaring Dolar: Kakao, Kerupuk Udang, dan Makanan Bebas Gluten
Dari puluhan UMKM yang ikut, ada tiga perusahaan Indonesia yang sukses mencatat nilai potensi kerja sama paling signifikan. Pertama, PT. Mandala Prima Makmur dengan komoditas kakao dan rempah, sukses mengantongi potensi kerja sama US$559,2 ribu (sekitar Rp9 miliar).
Kemudian, ada PT. Komodo Maju Panga dengan produk kerupuk udang yang renyah, meraup potensi bisnis sebesar US$90.000 (sekitar Rp1,45 miliar).
Terakhir, PT. Ladang Lima dengan produk makanan bebas gluten yang sehat, berhasil mencatat potensi bisnis senilai US$124 ribu (sekitar Rp2 miliar).
“Partisipasi ini memberikan eksposur positif bagi produk UMKM Indonesia dan memperkuat citra Indonesia sebagai mitra dagang yang inovatif dan kompetitif,” tambah Budi.
Ia juga membocorkan produk makanan sehat, kopi, dan perhiasan jadi favorit utama pengunjung di sana.
“China merupakan pusat semua produk di dunia, tapi produk Indonesia tetap punya ruang untuk masuk dan memberikan warna bagi konsumen di sana,” ucap Budi.
Sebuah penegasan yang membakar semangat bahwa produk lokal kita punya taji di kancah global.
Tak berpuas diri, KBRI Beijing melalui Atase Perdagangan berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan kualitas partisipasi Indonesia di ajang pameran internasional berikutnya.