Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar sudah menurunkan suku bunga lebih jauh tahun ini, jika bukan karena perluasan penggunaan tarif oleh Donald Trump.
“Pada dasarnya, kami menahan diri ketika melihat besarnya tarif yang diberlakukan, dan hampir semua proyeksi inflasi untuk Amerika Serikat naik secara signifikan akibat tarif tersebut,” kata Powell pada Selasa (1/7/2025) dalam diskusi panel yang dimoderatori Francine Lacqua dari Bloomberg.
“Kami menilai langkah bijak adalah menunggu, mempelajari lebih lanjut, dan melihat seperti apa dampaknya nanti,” tambahnya.
Meski demikian, ketika ditanya apakah Juli terlalu cepat untuk penurunan suku bunga, Powell tidak menutup kemungkinan tersebut.
“Kami akan memutuskan dari satu pertemuan ke pertemuan berikutnya,” ujarnya dalam Forum Tahunan Bank Sentral Eropa di Sintra, Portugal.
“Saya tidak akan mengesampingkan satu pertemuan pun, atau secara pasti menargetkannya. Semua akan bergantung pada bagaimana data berkembang,” imbuh dia.
Federal Open Market Committee (FOMC) dijadwalkan menggelar pertemuan berikutnya pada 29-30 Juli di Washington.
Powell mengatakan bahwa dampak tarif diperkirakan mulai terlihat dalam data inflasi dalam beberapa bulan mendatang, meskipun ia mengakui masih banyak ketidakpastian.
“Kami terus memantau. Kami memperkirakan akan melihat angka inflasi yang lebih tinggi selama musim panas (Juni hingga September) ini,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa para pembuat kebijakan siap menghadapi kemungkinan dampak yang ‘lebih tinggi atau lebih rendah, lebih cepat atau lebih lambat dari yang diperkirakan’.
Proyeksi The Fed dan Tekanan Politik
The Fed kini menghadapi ketegangan antara proyeksi mereka dan data ekonomi terbaru. Bank sentral AS menahan diri untuk tidak menurunkan suku bunga tahun ini –-meski mendapat tekanan kuat dari Trump-– sebagian untuk melihat apakah lonjakan harga akibat tarif akan berkembang menjadi inflasi yang lebih persisten. Namun sejauh ini, kenaikan harga secara luas belum terlihat.
Pada pertemuan Juni, para pembuat kebijakan memutuskan secara bulat untuk mempertahankan suku bunga. Namun, proyeksi kuartalan terbaru menunjukkan perbedaan pandangan di antara pejabat The Fed soal arah kebijakan suku bunga ke depan.
Sebanyak 10 pejabat memperkirakan setidaknya dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini, sementara tujuh lainnya memproyeksikan tidak ada penurunan hingga 2025. Dua pejabat lainnya memperkirakan hanya satu kali penurunan sebelum akhir tahun.
Pengenaan tarif baru oleh Trump terhadap puluhan mitra dagang AS, ditambah pernyataannya yang kerap berubah soal detail tarif serta lambatnya kemajuan kesepakatan dagang, telah menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi. Para peramal secara luas memperkirakan tarif akan memberi tekanan naik pada inflasi dan menghambat pertumbuhan ekonomi.
Namun sejauh ini, data ekonomi menunjukkan sedikit dampak dari tarif tersebut, baik pada harga maupun pasar tenaga kerja. Data yang dirilis Selasa menunjukkan lowongan kerja AS justru naik tak terduga pada Mei ke level tertinggi sejak November. Trump dan sejumlah pejabat tinggi pemerintahannya memanfaatkan data positif ini untuk kembali mendesak penurunan suku bunga.
Dukungan untuk Powell dan Masa Depan Kepemimpinan
“Kami selalu mengatakan bahwa waktu, besaran, dan berapa lama inflasi akan berlangsung sangatlah tidak pasti,” kata Powell.
Dua gubernur The Fed yang ditunjuk Trump, Christopher Waller dan Michelle Bowman, menyatakan bahwa penurunan suku bunga bisa saja dilakukan segera pada pertemuan The Fed akhir bulan ini. Keduanya menyebut data ekonomi yang stabil sebagai salah satu pertimbangan mereka.
Ketika ditanya apakah serangan dari Trump membuat pekerjaannya lebih sulit, Powell mendapat tepuk tangan panjang atas jawabannya.
“Saya sangat fokus hanya untuk menjalankan tugas saya. Hal yang penting adalah menggunakan instrumen kami untuk mencapai tujuan yang telah diberikan Kongres. Itulah yang kami fokuskan 100 persen,” ujarnya.
Dukungan juga datang dari para rekannya di forum tersebut.
“Saya pikir saya bicara atas nama diri saya sendiri, tapi juga mewakili semua rekan di panel ini,” kata Gubernur Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.
“Saya rasa kami akan melakukan hal yang persis sama seperti yang dilakukan rekan kami, Jay Powell,” imbuhnya.
Powell sekali lagi menolak untuk mengatakan apakah ia akan mundur dari The Fed ketika masa jabatannya sebagai ketua berakhir Mei mendatang. Masa jabatannya sebagai gubernur The Fed masih berlangsung hingga 2028, meskipun secara tradisi, gubernur The Fed biasanya mengundurkan diri setelah masa kepemimpinannya selesai.