Jadi Bahan Sindiran Ari Lasso, Riders Musisi Emang Penting atau Aji Mumpung?

Jadi Bahan Sindiran Ari Lasso, Riders Musisi Emang Penting atau Aji Mumpung?

Riders musisi belakangan mendadak menjadi perbincangan hangat tak lama setelah Ari Lasso melontarkan sindiran pedas terhadap penyanyi-penyanyi baru yang kerap memberikan daftar permintaan yang cukup rumit.

Fenomena ini kemudian memunculkan berbagai pertanyaan. Sebenarnya, dari mana asal-usul konsep riders? Seberapa pentingkah riders bagi seorang musisi dalam menjalankan profesionalitas panggung mereka?

Menjawab hal itu, pengamat musik, Ryan Kampua mengatakan, riders merupakan konsep yang datang dari sejumlah tur band atau musisi terkenal di luar negeri.

Ia mengatakan fenomena ini mulai menjamur sekitar tahun 1950an, hingga mulai umum disertakan dengan kontrak sekitar tahun 70-90an.

“Di Indonesia, riders mulai digunakan sekitar tahun 90-an dengan isi riders untuk kebutuhan teknikal di panggung,” kata Ryan saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Jumat (11/7/2025).

Memasuki era 2000-an, kebutuhan musisi dalam sebuah pertunjukan semakin kompleks. Hal ini kata Ryan mendorong riders tak lagi sekadar memuat permintaan teknikal, tapi juga mencakup aspek non teknikal.

“Dulu riders itu cenderung hanya berisi kebutuhan teknikal, seperti tata suara, pencahayaan, atau alat musik yang dibutuhkan. Tapi seiring waktu, non teknikal akhirnya disertakan karena kebutuhan yang semakin kompleks,” ujar Ryan.

Menurutnya, riders memiliki fungsi penting untuk menjamin kelancaran pertunjukan dan meminimalisasi potensi kendala di atas panggung.

“Riders sebenarnya dibuat untuk memastikan semua kebutuhan dalam konteks pertunjukan itu terkordinasi dengan baik dan sesuai ekspektasi,” jelasnya.

Ryan juga menekankan adanya riders bisa menjadi indikator keseriusan seorang artis maupun manajemennya dalam menjaga kualitas performa.

Walaupun dia sendiri tak menampik banyak belakangan musisi yang memanfaatkan itu untuk meminta hal-hal yang unik sehingga terkesan merepotkan penanggung jawab acara.

“Dari riders bisa kelihatan sejauh mana profesionalitas dan keseriusan artis serta timnya dalam mempersiapkan show. Jangan sampai misalnya alatnya buruk, jadi artis enggak bisa tampil maksimal,” tambahnya.

Tak hanya itu, riders lanjut dia bisa menjadi bagian dari strategi branding seorang musisi. Permintaan-permintaan unik kerap kali menarik perhatian publik dan memunculkan diskusi tersendiri.

“Riders itu bisa menonjolkan persona artis. Misalnya Mariah Carey waktu tampil di Jakarta pernah minta vas dan bunga berkualitas yang harus diganti setiap beberapa jam di ruang ganti. Permintaan seperti ini justru bisa jadi bahan obrolan seru dan memperkuat citra artisnya,” papar Ryan.

Sebelumnya, melalui akun Instagram pribadinya, Ari Lasso menegaskan kalau kesederhanaan adalah kunci profesionalisme seorang seniman.

Ia tampak membagikan foto sebuah room refreshment pack yang berisi makanan dan minuman sederhana. Terlihat ada air mineral, jus buah, dan beberapa bungkus snack bar cokelat.

Simplicity is the key, dan kami adalah musisi, bukan pemanfaat situasi,” tulis Ari Lasso mengawali keterangannya.

Mantan vokalis Dewa 19 itu mengaku sadar, dan merasa tidak perlu bersikap aji mumpung untuk persoalan riders. Apalagi dengan pengalamannya selama 30 tahun, Ari memilih untuk memudahkan kerja tim promotor.

Komentar