Menteri Sosial Saifullah Yusuf (kiri) didampingi istri Fatma Saifullah Yusuf (kanan) menulis testimoni saat kunjungan kerja di sekolah rakyat di kompleks Sentra Abiyoso Cimahi, Jawa Barat, Sabtu (12/7/2025). (Foto: Antara)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Menteri Sosial (Mensos) RI, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul, mengeluarkan peringatan keras terhadap praktik titipan siswa dalam program Sekolah Rakyat. Ia menegaskan, program pendidikan gratis untuk keluarga miskin ekstrem itu tidak boleh dinodai dengan suap, nepotisme, atau intervensi pejabat.
“Sampai hari ini belum ada laporan soal siswa titipan. Tapi kalau ada yang berani titip, dia akan rugi sendiri, akan ketahuan. Enggak boleh ada titipan. Itu sembrono. Habis dia,” kata Gus Ipul saat dihubungi inilah.com, Sabtu (12/7/2025).
Rekrutmen Berdasarkan Data DTSEN
Gus Ipul menegaskan, seleksi siswa Sekolah Rakyat berbasis Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN), bukan hasil rekomendasi.
Ada dua kriteria utama yang harus dipenuhi calon peserta didik, yakni tergolong dalam Desil 1 (10% keluarga termiskin) dan Desil 2 (11–20% keluarga termiskin).
Setelah teridentifikasi lewat data, calon siswa disurvei langsung oleh tim Kemensos untuk memastikan kondisi sosial dan ekonomi sesuai kriteria.
“Benar-benar berdasarkan data. Disurvei langsung, lalu ditandatangani. Inilah perkembangan Sekolah Rakyat,” ujarnya.
Kolaborasi Lintas Lembaga
Gus Ipul juga menyebut proses penyaringan dilakukan bersama Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah daerah, dan kementerian/lembaga terkait untuk menjamin akurasi dan keadilan distribusi peserta didik.
Ia menegaskan masyarakat mendukung Sekolah Rakyat asalkan dijalankan secara jujur dan sesuai tujuan.
“Masyarakat mendukung dengan catatan: harus dijalankan sesuai maksudnya. Jangan ada KKN. Jangan ada suap. Ini untuk mereka yang benar-benar butuh,” katanya.
Siap Diluncurkan 14 Juli, 63 Titik Sudah Siap
Program Sekolah Rakyat akan resmi dimulai pada 14 Juli 2025. Saat ini, 63 titik sudah siap menggelar kegiatan belajar-mengajar. Sebanyak 37 titik lainnya ditargetkan menyusul akhir Juli, sehingga total mencapai 100 titik pada tahap pertama.
Tahap awal akan mencakup 395 rombongan belajar dari jenjang SD, SMP, hingga SMA. Wilayah Pulau Jawa menjadi lokasi terbanyak (48 titik), disusul Sumatra (22), Sulawesi (15), Bali-Nusra (4), Kalimantan (4), Maluku (4), dan Papua (3).
Proses belajar diawali dengan cek kesehatan siswa dan tenaga pendidik, disusul masa orientasi selama 1 hingga 3 bulan, sebelum memasuki pembelajaran formal.
“Untuk 100 titik pertama ada 9.700 lebih siswa. Untuk 100 titik kedua, potensinya sekitar 10.000 siswa,” jelas Gus Ipul.