Komisaris Utama Independen bank bjb Wowiek Prasantyo alias Bossman Mardigu. (Foto: Dokumen Pribadi)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pengusaha nasional, Mardigu Wowiek Prasantyo yang akrab disapa Bossman Mardigu memberikan tips investasi masa kini. Investasi emas jadi pertimbangan utama. Selanjutnya bitcoin, tapi bukan kripto.
Kali ini, dia menyoroti perbedaan karakteristik tanah, emas dan bitcoin dalam konteks investasi jangka panjang.
“Jangan investasi di tanah, kalau kos-kosan, oke. Karena fungsinya, bukan tanahnya. Terus bitcoin dengan emas,” ujar Mardigu dikutip dari diskusi podcast @trenasiaid pada Selasa (8/7/2025) yang dikutip Sabtu (12/7/2025).
Dia bilang, nilai utama dalam investasi tanah adalah pada fungsinya, seperti adanya arus kas dari penyewaan unit. Lebih lanjut, dia membandingkan dua investasi yang populer yakni emas dan bitcoin.
“Bitcoin ya, saya enggak bilang kripto. Hanya bitcoin dengan emas, kalau saya ada 10, mungkin dua ke bitcoin, delapan ke emas, Jadinya 20:80. Karena emas sangat likuid saat ini,” kata pengusaha sekaligus Youtuber kondang itu.
Meskipun emas tak membuat seseorang kaya, namun emas memiliki nilai yang stabil. Artinya, emas tak ubahnya pagar atau batas aman dalam pengelolaan keuangan. Sementara bitcoin, diposisikan sebagai aset pertumbuhan modal (capital gain)
“Karena kan kita bukan mau capital gain. Jadi emas itu tidak membuat anda kaya, dan tidak membuat anda miskin. That’s a rule of gold. Emas itu kayak pagar, limit lu segini gitu. Jadi saat ini emas kita simpan, bitcoin untuk capital gain. Sedangkan tanah jangan sentuh,” tegas dia.
Analisa Bossman tentu saja layak dijadikan acuan. Para pemilik dana besar yang ingin putar uang, harus cari produk investasi yang aman dan cuan. Kesimpulannya ya itu tadi, hanya ada dua investasi yang layak pilih yakni emas dan bitcoin. Tapi, bukan tanah apalagi kripto.
Analisa Mardigu Bossman cukup masuk akal. Tingginya volatilitas kripto harus menjadi pertimbangan investor, di balik imbal hasilnya yang tinggi.
Peningkatan harga kripto yang tinggi, diikuti dengan penurunan yang tinggi pula. Maka dari itu, kripto sering disebut sebagai aset dengan risiko tinggi dan imbal hasil tinggi atau high risk, high return.
Risiko kejahatan siber merupakan risiko mata uang digital. Peningkatan kualitas digital diikuti dengan penjahat digital pula.
Kripto tidak memiliki nilai intrinsik, layaknya saham yang memiliki aset yang mendasari, yakni berupa perusahaan.
Saham masih dapat dinilai, menggunakan kinerja perusahaan. Sedangkan kripto tidak memiliki aset yang dapat mewakili mata uang digital.
Risiko peraturan menjadi persoalan investor kripto. Banyak negara melarang perdagangan kripto, karena masih belum ada kejelasan dari aset baru tersebut.
Belakangan, isu peraturan menjadi persoalan dengan gugatan terhadap Binance, Coinbase, dan sebagainya.
Kecurangan penerbit kripto banyak terjadi di tengah bertambahnya kripto yang tidak bertanggung jawab. Tindakan ini biasa disebut dengan rug pull atau uang dibawa kabur oleh developer suatu koin, seperti yang terjadi di FTX.