Warga Gaza saat menerima bantuan kemanusiaan dari Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF). (Foto: BBC)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Israel memang sudah melonggarkan blokade bantuan sosial ke Gaza, Palestina, namun kebiadabannya tidak dikurangi. Jangan-jangan blokade memang sengaja dilonggarkan hanya untuk memuluskan rencana pembantaian warga sipil?
Spekulasi ini muncul usia adanya laporan 10 warga tewas ditembak pada Jumat (11/7/2025) waktu setempat. Mereka diberondong peluru tentara zionis saat sedang mencari makanan di titik-titik distribusi bantuan. Laporan ini menambah hampir 800 kematian serupa dalam enam minggu terakhir, sebagaimana dipublikasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Aksi ini mendapat kecaman dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengecam keras tindakan Israel, yang disebutnya sebagai bukti nyata Genosida.
“Ini adalah bentuk genosida murahan yang dihitung dengan presisi Barat,” kata Khamenei lewat unggahan di Telegram dilansir Al-Jazeera, Minggu (13/7/2025).
Khamenei mengatakan Israel telah memberi warga Palestina di Gaza pilihan yang sulit. Warga Palestina dipaksa memilih mati di bawah reruntuhan kelaparan, atau ditembak saat mencoba mendapatkan paket makanan.
“Sebuah bangsa yang pernah mati di bawah bom senilai ratusan ribu dolar kini mati di antrean makanan akibat peluru yang harganya hanya beberapa dolar,” ujar Khamenei.
Juru bicara kantor hak asasi manusia PBB, Ravina Shamdasani menduga Israel menunggangi Gaza Humanitarian Foundation (GHF). Disinyalir, zionis sengaja membiarkan bantuan masuk untuk memuluskan genosida.
Dugaan ini yang menjadi alasan pihaknya menolak bekerja sama dengan GHF. Dikatakan, 615 dari 798 orang yang tewas ditermukan di sekitar lokasi GHF menyalurkan bantuan.
“Ketika orang-orang mengantre untuk mendapatkan pasokan penting seperti makanan dan obat-obatan, mereka memiliki pilihan antara ditembak atau diberi makan, ini tidak dapat diterima,” kata dia kepada para wartawan di Jenewa, Swiss, dilansir dari kantor berita AFP, Sabtu (12/7/2025).