Sri Mulyani Sebut SBN Bukan Sekedar Utang Pemerintah tapi Instrumen Investasi Aman

Sri Mulyani Sebut SBN Bukan Sekedar Utang Pemerintah tapi Instrumen Investasi Aman

Clara Medium.jpeg

Selasa, 15 Juli 2025 – 14:53 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Inilah.com/Tangkapan Layar).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani. (Foto: Inilah.com/Tangkapan Layar).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengajak DPR RI untuk tidak melihat keberadaan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai beban. Alih-alih sebagai beban, Ia ingin SBN dipandang sebagai instrumen investasi yang aman.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan penerbitan surat berharga negara (SBN) bukan semata utang dan beban negara. Sebaliknya menjadi bagian strategi fiskal untuk mendukung pembiayaan pembangunan, sekaligus memberikan alternatif investasi yang aman bagi masyarakat dan lembaga keuangan.

“Lembaga-lembaga, baik itu pensiun, asuransi, perbankan, bahkan masyarakat kecil telah memegang Surat Berharga Negara kita. Mereka membutuhkan instrumen investasi yang aman,” ujar Sri Mulyani saat rapat Rapat Paripurna DPR RI, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (15/7/2025).

Bendahara Negara itu mengatakan, peranan SBN tak selalu dilihat sebagai utang pemerintah. Namun, juga dapat dilihat sebagai salah satu alat instrumen yang aman dan dipercaya oleh pemegangnya.

“Sehingga, kami akan terus melakukan edukasi mengenai peranan SBN yang tidak melulu hanya dilihat sebagai utang pemerintah, namun merupakan alat investasi yang benar dan dipercaya oleh pemegangnya,” kata dia.

Sri Mulyani menegaskan, pendekatan kehati-hatian dalam pengelolaan utang negara adalah prinsip penting dalam menjaga keberlanjutan fiskal dan stabilitas ekonomi nasional.

Sebelumnya, Di tengah gejolak ekonomi global yang terus saja menyajikan tantangan, bank sentral kita rupanya punya jurus andalan untuk mengamankan perkasanya rupiah dan, tentu saja, mengerek laju ekonomi nasional. Tak tanggung-tanggung, dana jumbo senilai Rp132,9 triliun telah digelontorkan oleh Bank Indonesia (BI) untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Gubernur BI Perry Warjiyo dengan gamblang membeberkan strategi ini di hadapan para wakil rakyat di Komisi XI DPR RI, Kamis (3/7/2025).

“Sampai dengan 26 Juni 2025, dapat kami laporkan BI telah membeli SBN dari pasar sekunder sebesar Rp132,9 triliun,” tegas Perry, menjelaskan langkah yang menjadi bagian integral dari bauran kebijakan BI.

Sebuah langkah yang bukan cuma sekadar angka, melainkan cerminan komitmen kuat untuk menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Lantas, apa sebetulnya tujuan di balik aksi beli SBN sebesar itu? Perry menjelaskan, ini adalah bagian dari kebijakan moneter yang dirancang untuk dua hal krusial.

Pertama, menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Di tengah ketidakpastian global yang kerap membuat mata uang bergejolak, langkah ini adalah perisai yang menjaga Rupiah tetap kokoh berdiri.

Kedua, ekspansi likuiditas dalam menjaga pasar dan moneter kita dari dampak rambatan ekonomi global. Ibarat benteng, kebijakan ini memastikan pasar keuangan kita tidak goyah dihantam badai dari luar.

Tak hanya itu, Perry juga menegaskan bahwa kucuran dana Rp132,9 triliun ini punya fungsi lain yang tak kalah vital: membantu kebijakan fiskal pemerintah. Ini bukan sekadar koordinasi, tapi sinergi yang apik antara Bank Sentral dan pemerintah.

“Pembelian SBN oleh BI ini juga diharapkan membantu kebijakan fiskal pemerintah dalam menjaga stab makro dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” tandas Perry.

Singkatnya, ini adalah bukti nyata bagaimana Bank Indonesia tak henti berinovasi dan beraksi. Dengan membeli SBN, BI bukan hanya mengalirkan likuiditas ke pasar, tetapi juga secara tidak langsung mendukung pembiayaan negara dan menjaga kepercayaan investor.
 

Topik
Komentar

Komentar