Dirut Jakpro Iwan Takwin: JakGreen Solusi Inovasi Hijau di Jakarta

Dirut Jakpro Iwan Takwin: JakGreen Solusi Inovasi Hijau di Jakarta

Wiguna Medium.jpeg

Selasa, 15 Juli 2025 – 12:50 WIB

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin dalam sambutannya di sela diskusi terarah bertema: “Menggali Potensi Green Sukuk untuk Pendanaan Infrastruktur Transportasi Ramah Lingkungan di DKI Jakarta

Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin dalam sambutannya di sela diskusi terarah bertema: “Menggali Potensi Green Sukuk untuk Pendanaan Infrastruktur Transportasi Ramah Lingkungan di DKI Jakarta” di Jakarta Pusat, Selasa (15/7/2025). (Foto: Antara/Lia Wanadriani Santosa)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) mengusung proyek JakGreen sebagai salah satu solusi inovasi hijau di Jakarta. Proyek yang menanamkan nilai lingkungan ke dalam model bisnis dan operasi itu mencakup transportasi rendah emisi, sistem air dan limbah hijau, kawasan berorientasi transit atau TOD, serta energi surya dan konservasi energi gedung.

“JakGreen tidak hanya merespon isu, tetapi menjadi arsitek solusi katalis inovasi hijau di Jakarta. Sebagai bagian dari roadmap jangka menengah, Jakpro mencoba memetakan proyek yang berbasis konsep hijau dengan nilai investasi indikatif mencapai kurang lebih Rp14,3 triliun,” kata Direktur Utama PT Jakarta Propertindo (Jakpro), Iwan Takwin di Jakarta, Selasa (15/5/2025).

Iwan dalam sambutannya pada acara diskusi terarah bertema: “Menggali Potensi Green Sukuk untuk Pendanaan Infrastruktur Transportasi Ramah Lingkungan di DKI Jakarta, mengatakan, “Semua ini dirancang untuk menghasilkan dampak berganda lingkungan lebih baik, ekonomi berkelanjutan, dan masyarakat lebih sejahtera”.

Dia lalu menyampaikan, pendanaan menjadi tantangan mendasar dalam menjalankan agenda hijau. Saat ini, kata dia, skema pembiayaan pembangunan dalam konteks penugasan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta adalah penyertaan modal daerah atau BMD yang terbatas pada kapasitas fiskal.

Oleh karena itu, dibutuhkan pendekatan pendanaan yang lebih inovatif melalui pembiayaan hijau (green financing) salah satunya green sukuk atau sukuk hjau (instrumen investasi syariah).

“(Green sukuk) ini sangat mungkin ke depan akan mengagendakan alternatif pendanaan hijau lainnya,” ujar Iwan.

Dia mengatakan, Jakarta dihadapkan pada beberapa tantangan dalam mewujudkan visi sebagai salah satu dari 20 kota global teratas tahun 2045, salah satunya lingkungan yang bersih, nyaman, dan berkelanjutan.

Oleh karenanya, sambung dia, mengubah paradigma dan segera bertransformasi menuju kota global amatlah penting karena ini bukan hanya soal infrastruktur megah, tetapi bagaimana kota dapat layak huni, rendah emisi, dan tangguh terhadap krisis iklim.

Dia pun berkomitmen mendukung Tim Kerja Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon sebagai wujud konkret pelibatan lintas sektor dalam transisi energi dan aksi iklim.

Tim ini, kata Iwan menjadi motor penggerak dalam menurunkan emisi gas rumah kaca, mendorong program inventarisasi karbon, dan membuka jalan untuk skema perdagangan karbon, menciptakan nilai ekonomi dari upaya lingkungannya.

“Ini menjadi bukti bahwa Jakarta tidak hanya mengikuti tren tetapi mengintegrasikan agenda berkelanjutan dalam rangka kerja regulatif,” kata dia.

Topik
Komentar

Komentar