Jannik Sinner Ibarat Kryptonite untuk Alcaraz

Jannik Sinner Ibarat Kryptonite untuk Alcaraz

Ibnu Medium.jpeg

Rabu, 16 Juli 2025 – 10:05 WIB

Jannik Sinner memegang trofi Wimbledon – hanya Prancis Terbuka yang belum pernah diraihnya dari empat gelar grand slam. (Foto: Tom Jenkins/The Guardian)

Jannik Sinner memegang trofi Wimbledon – hanya Prancis Terbuka yang belum pernah diraihnya dari empat gelar grand slam. (Foto: Tom Jenkins/The Guardian)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Jannik Sinner membalas kekalahannya dari Carlos Alcaraz di final Roland Garros dengan meraih gelar juara Wimbledon 2025. Petenis nomor satu dunia asal Italia itu mengalahkan Alcaraz, juara bertahan dua kali, dengan skor 4-6, 6-4, 6-4, 6-4 dalam final yang berlangsung di Centre Court All England Club, Minggu (13/7) waktu setempat.

Kemenangan ini menjadi gelar Grand Slam keempat bagi Sinner dan yang pertama di Wimbledon. Ia juga mencatatkan diri sebagai petenis Italia pertama yang memenangi nomor tunggal di turnamen lapangan rumput paling bergengsi ini.

“Pada akhirnya, tidak penting bagaimana Anda menang atau kalah di turnamen besar. Yang penting adalah memahami kesalahan dan bekerja memperbaikinya. Itulah yang kami lakukan, dan itu sebabnya saya berdiri di sini dengan trofi ini,” kata Sinner dalam seremoni usai laga.

Kemenangan ini mengakhiri rekor tak terkalahkan Alcaraz di final Grand Slam (5-0) dan di Wimbledon selama 20 pertandingan beruntun. Sebelumnya, Alcaraz menang dramatis atas Sinner di final French Open lima pekan lalu setelah bangkit dari ketertinggalan dua set dalam pertandingan berdurasi lebih dari lima jam.

Namun kali ini, Sinner tampil tenang dan efisien. Ia berhasil mematahkan servis Alcaraz di tiap set yang ia menangkan dan menjaga intensitas permainan meski sempat tertinggal di awal laga. Sinner juga mencatat 33 winner dengan hanya 19 unforced error, jauh lebih konsisten dibanding Alcaraz yang mencetak 15 ace namun juga melakukan 7 double fault.

Pertandingan sempat diwarnai gangguan kecil ketika sebuah sumbat sampanye terbang ke lapangan sesaat sebelum Sinner melakukan servis. Meski begitu, kedua pemain tetap menjaga fokus hingga akhir.

“Yang terjadi di Paris kini terjadi sebaliknya. Kali ini, segalanya berjalan sesuai keinginan saya,” ujar Sinner.

Alcaraz mengakui keunggulan lawannya dan menunjukkan sikap sportif seusai laga. “Sulit untuk kalah. Tapi saya senang punya rivalitas seperti ini dengan Jannik. Ini bagus untuk kami dan bagus untuk tenis,” ucapnya.

Kemenangan ini menempatkan Sinner dalam jalur sejarah sebagai salah satu petenis terbaik generasi baru. Ia kini unggul jauh di peringkat ATP dengan selisih 3.430 poin dari Alcaraz, dan hanya tinggal satu gelar lagi (Roland Garros) untuk melengkapi karier Grand Slam.

Topik
Komentar

Komentar