Serhou Guirassy dari Dortmund mencetak gol penalti ke gawang kiper Real Madrid, Thibaut Courtois, dalam pertandingan perempat final Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 antara Real Madrid CF dan Borussia Dortmund di Stadion MetLife pada 5 Juli 2025 di East Rutherford, New Jersey. (Foto: Jean Catuffe/Getty Images)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Menjelang Piala Dunia 2026 yang akan diikuti 48 negara, sepak bola dunia tengah bersiap menghadapi perubahan aturan yang bisa dibilang cukup revolusioner—dan mungkin kontroversial. Salah satu usulan terbaru yang tengah dipertimbangkan oleh International Football Association Board (IFAB) adalah pelarangan rebound penalti.
Ya, Anda tidak salah baca. Jika usulan ini disahkan, maka setiap penalti yang gagal—baik karena ditepis kiper atau membentur tiang—akan langsung berakhir dengan tendangan gawang untuk tim lawan.
Artinya, tak akan ada lagi momen-momen seperti gol Harry Kane dari rebound di semifinal Euro 2020 melawan Denmark.
Menurut laporan dari The Sun, sejumlah petinggi sepak bola menilai bahwa penalti yang gagal namun tetap membuka peluang kedua lewat rebound merupakan “keuntungan tidak adil” bagi tim penyerang.
Mereka menganggap hukuman atas pelanggaran di kotak penalti sudah terlalu besar dibandingkan fase permainan sebelumnya yang melahirkan pelanggaran tersebut.
Tak hanya soal penalti, IFAB juga dikabarkan tengah membahas perluasan cakupan intervensi VAR.
Salah satunya adalah memberikan wewenang VAR untuk menilai kartu kuning kedua yang berujung kartu merah—sesuatu yang selama ini di luar jangkauan video asisten wasit. Bahkan keputusan sepak pojok juga bisa ditinjau ulang jika ditemukan “kesalahan yang jelas”.
Perubahan ini tentu akan memantik perdebatan panjang.
Di satu sisi, pelarangan rebound penalti bisa menyederhanakan prosedur penalti dan menghilangkan polemik soal offside atau pelanggaran masuk kotak lebih awal. Namun di sisi lain, keputusan ini bisa mematikan drama yang kerap menjadi daya tarik tersendiri dalam pertandingan sepak bola.
Jika disahkan, aturan ini kemungkinan besar akan mulai diberlakukan paling cepat pada Piala Dunia 2026 mendatang.