BGN Usul Pendidikan Gizi Masuk Kurikulum, Mendikdasmen: Tak Semua Harus Jadi Pelajaran

BGN Usul Pendidikan Gizi Masuk Kurikulum, Mendikdasmen: Tak Semua Harus Jadi Pelajaran

Ibnu Medium.jpeg

Senin, 21 Juli 2025 – 06:15 WIB

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menilai pendidikan gizi tidak perlu dimasukkan sebagai mata pelajaran dalam kurikulum sekolah. Menurutnya, pendidikan gizi lebih tepat ditanamkan melalui pembiasaan dan praktik langsung dalam kehidupan sehari-hari siswa.

“Saya mengatakan sejak awal, program Makan Bergizi Gratis juga bagian dari penanaman pendidikan karakter. Misalnya, berdoa sebelum makan, tenggang rasa, menjaga kebersihan, hingga cinta lingkungan. Itu semua nilai-nilai penting,” kata Abdul Mu’ti di Jakarta, Minggu (20/7/2025)dikutip dari Antara.

Ia menegaskan, pembiasaan memiliki pengaruh lebih besar dalam membentuk karakter dibandingkan pendekatan kognitif semata. Bila gizi dijadikan mata pelajaran formal, menurutnya, dikhawatirkan hanya akan berhenti di tingkat pengetahuan, tanpa bertransformasi menjadi perilaku nyata.

“Jangan semua dimaknai harus masuk mata pelajaran. Kalau jadi pelajaran, ujung-ujungnya hanya teori. Pendidikan itu proses membentuk perilaku melalui kebiasaan,” ujarnya.

Usulan BGN: Gizi Penting Masuk Kurikulum

Sebelumnya, Badan Gizi Nasional (BGN) mengusulkan agar pendidikan gizi menjadi bagian terstruktur dari kurikulum sekolah. Dewan Pakar Gizi BGN, Ikeu Tanziha, menilai edukasi gizi sejak dini sangat penting untuk membentuk generasi sehat, cerdas, dan berdaya saing.

“Gizi bukan hanya soal makanan, tapi masa depan. Anak yang paham gizi akan tumbuh sehat, berpikir tajam, dan mampu berkontribusi bagi bangsa,” kata Ikeu.

Ia menambahkan, sekolah merupakan ruang edukatif ideal untuk mentransfer pengetahuan gizi secara sistematis dan komprehensif. Melalui pendekatan kurikulum, anak dapat memahami keterkaitan antara makanan, kesehatan, dan kualitas hidup sejak usia dini.

Pernyataan Mendikdasmen Abdul Mu’ti ini menegaskan perbedaan pendekatan antara kementerian dan lembaga gizi nasional. 

Di satu sisi, BGN mendorong edukasi formal dan terintegrasi. Di sisi lain, Kemendikdasmen menekankan pentingnya praktik langsung sebagai metode pembentukan karakter dan kebiasaan sehat.

Topik
Komentar

Komentar