Sudah Dinasihati DPRD, Pramono Tetap ‘Tambeng’ Satu APAR per RT Cukup Antisipasi Kebakaran

Sudah Dinasihati DPRD, Pramono Tetap ‘Tambeng’ Satu APAR per RT Cukup Antisipasi Kebakaran

syahidan.jpg

Selasa, 22 Juli 2025 – 12:37 WIB

Kondisi terkini salah satu rumah terdampak kebakaran di Jalan Kutilang, RT. 06/RW.02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2025). (Foto: Antara)

Kondisi terkini salah satu rumah terdampak kebakaran di Jalan Kutilang, RT. 06/RW.02, Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2025). (Foto: Antara)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Gubernur Jakarta Pramono Anung tetap keras kepala alias ‘tambeng’ soal kurangnya fasilitas antisipasi kebakaran, meski rentetan kebakaran terjadi beberapa hari ini.

Dia memastikan akan tetap melanjutkan program satu rukun tetangga (RT) satu alat pemadam kebakaran ringan (APAR). Ia mengklaim, adanya APAR di setiap RT membuat dampak kebakaran menjadi lebih kecil.

“Apapun program satu RT satu APAR akan tetap saya lanjutkan dan itu terbukti ketika di Tambora relatif RT-RTnya sudah mempunyai alat pemadam kebakaran maka dampaknya itu menjadi lebih kecil,” kata Pramono di Jakarta Selatan, Selasa (22/7/2025).

Terkait rentetan kebakaran yang terjadi, Pramono seirama dengan wakilnya Rano Karno yang menjadikan korsleting listrik adalah satu-satunya biang keladi.

“Penanganan kebakaran tetap menjadi prioritas pemerintahan yang saya pimpin walaupun saya harus mengakui bahwa seperti di Tambora padat penduduk korsleting itu sering terjadi dan kemarin terjadi,” kata Pramono.

Sebagai informasi, rangkaian kebakaran yang terjadi dalam beberapa hari terakhir turut memakan korban jiwa. Peristiwa pertama terjadi di Jalan Kutilang, Bukit Duri Timur, Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (19/7/2025), yang menewaskan empat orang.

Keesokan harinya, Minggu (20/7), kebakaran kembali melanda Kelurahan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, dan menewaskan satu orang. Di hari yang sama, sebanyak 42 rumah tinggal di Jalan Juraganan 1 RT12 dan 13 RW12, Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan juga dilalap si jago merah. Dugaan sementara, penyebab kebakaran adalah korsleting listrik.

Terbaru, di Tambora, Jakarta Barat, kebakaran menyebabkan 86 rumah ludes terbakar. Selain itu, tujuh warga dilaporkan mengalami luka ringan.

Sekretaris Komisi A DPRD Jakarta, Mujiyono merasa lelah dengan dalih korsleting listrik yang selalu dipakai Pemprov sebagai tameng. Padahal, maraknya kebakaran dipicu dari buruknya penataan permukiman penduduk, ditambah kurangnya sarana dan prasarana serta minim edukasi ke warga.

“Mencerminkan kompleksitas masalah urban seperti kepadatan permukiman, buruknya instalasi listrik, minimnya edukasi kebakaran, serta belum meratanya sarana pemadam kebakaran,” kata Mujiyono, Jakarta, dikutip Senin (21/7/2025).

Mujiyono mengatakan, pihaknya telah berkali-kali merekomendasikan memperluas pos pemadam di wilayah Jakarta yang padat penduduk. Ia menekankan bahwa penambahan itu dapat meningkatkan respons waktu penanggulangan kebakaran.

“Saat ini Pom Pemadam baru sekitar 170-an dari idealnya 1 pos pemadam di setiap kelurahan. Tahun ini direncanakan penambahan 7 pos pemadam,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta, Bun Joi Phiau menyambut baik rencana Pemprov DKI untuk membagikan satu unit Alat Pemadam Api Ringan (APAR) di setiap RW sebagai bentuk pencegahan awal kebakaran oleh warga. Namun menurutnya, program tersebut tidak cukup menjawab persoalan kebakaran yang sifatnya lebih kompleks dan struktural.

“Tentu saja Pemprov DKI berwacana ingin memberikan satu APAR kepada masing-masing RW. Hal itu diharapkan bisa memberdayakan warga setempat untuk berusaha memadamkan api secara lokal atau sekurang-kurangnya membatasi persebarannya sampai pemadam kebakaran datang ke lokasi,” ujarnya kepada Inilah.com.

Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno menyatakan, beberapa peristiwa kebakaran diakibat kelalaian dan 90 persen di antaranya disebabkan korsleting listrik.

“Ya kembali lagi, tadi saya katakan. Ini lebih di banyakan, tapi saya tidak ingin mengklaim, artinya lebih kebanyakan karena kelalaian kita sendiri, 90 persen kebakaran di Jakarta diakibatkan konsleting listrik. Kita lihat lah, maaf kita lihat lah karakter bangunan di sini,” kata Rano di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (20/7/2025).

Bang Doel, sapaan akrabnya, menitikberatkan kebakaran marak terjadi karena sikap abai masyarakat seperti lupa mencabut perangkat elektronik.

“Minimal kalau kelar misalnya masak nasi atau apa, nge-charge HP, dicabut lah. Supaya tidak terlalu lama, lama-lama akan panas juga. Kemudian karakter rumah banyakan kayu,” imbuhnya.

Topik
Komentar

Komentar