Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana usai rapat bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (6/5/2025). (Foto: Inilah.com/Diana).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana meminta publik tak buru-buru menyimpulkan kasus 140 siswa di Kupang, NTT sebagai kasus keracunan menu makan bergizi gratis (MBG).
Dia mengatakan, pihaknya masih menunggu hasil pengecekan sampel makanan yang dilakukan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Kami sedang menunggu hasil kajian BPOM yang mengambil sampel makanan Senin,” kata Kepala BGN Dadan Hindayana saat dihubungi, Kamis (24/7/2025).
Dadan menjelaskan, ratusan siswa itu menerima MBG pada Senin (21/7/2025) kemarin. Para siswa kemudian merasakan gejala mual, muntah, dan pusing keesokan harinya.
“Makannya Senin, Selasa pagi diketahui ada yang sakit dan makanan (MBG) Selasa belum dimakan,” ujarnya
Diberitakan sebelumnya, 140 siswa SMPN 8 Kupang mengalami gejala keracunan massal usai menyantap menu MBG. Gejala yang dilaporkan mencakup mual, muntah, diare, pusing, dan gatal-gatal, hingga sejumlah siswa harus dilarikan ke rumah sakit.
Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Theresia Lana, mengungkapkan gejala pertama muncul pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 07.30 Wita, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Beberapa siswa bolak-balik ke kamar mandi dan mengeluh sakit perut.
“Awalnya 18 siswa dirujuk ke rumah sakit, tapi jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 140 siswa,” ujar Maria.
Para siswa dirawat di lima rumah sakit, termasuk RSUD S.K Lerik, RS Siloam, RS Mamami, RS Leona, dan RSUD Prof W.Z Johannes. Sejumlah siswa menyebut menu tahu dan sayur terasa asin dan asam.
Pihak sekolah menghentikan sementara distribusi MBG, sementara Polresta Kupang Kota bersama Dinas Kesehatan turun tangan menyelidiki penyebab keracunan. Polisi juga akan memeriksa dapur penyedia makanan MBG.