Makan Bergizi Gratis Rasa Bencana di Kupang: Satu Menu, 215 Siswa Tumbang

Makan Bergizi Gratis Rasa Bencana di Kupang: Satu Menu, 215 Siswa Tumbang

Ibnu Medium.jpeg

Kamis, 24 Juli 2025 – 07:14 WIB

Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo saat mengunjungi secara langsung pelajar SMPN 8 Kupang yang dirawat di rumah sakit diduga akibat mengonsumsi MBG (Foto: Antara)

Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo saat mengunjungi secara langsung pelajar SMPN 8 Kupang yang dirawat di rumah sakit diduga akibat mengonsumsi MBG (Foto: Antara)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diharapkan memperbaiki kualitas gizi pelajar justru berujung malapetaka. Dalam dua hari terakhir, sedikitnya 215 siswa di Nusa Tenggara Timur (NTT) mengalami gejala keracunan massal usai menyantap makanan dari program MBG.

Insiden menyebar di dua wilayah: 140 siswa SMPN 8 Kupang dan 75 siswa dari tiga sekolah di Kabupaten Sumba Barat Daya. Gejala yang dilaporkan mencakup mual, muntah, diare, pusing, dan gatal-gatal, hingga sejumlah siswa harus dilarikan ke berbagai rumah sakit di wilayah masing-masing.

140 Siswa Kupang Dilarikan ke RS

Kepala SMPN 8 Kupang, Maria Theresia Lana, mengungkapkan gejala pertama muncul pada Selasa (22/7/2025) sekitar pukul 07.30 Wita, saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Beberapa siswa bolak-balik ke kamar mandi dan mengeluh sakit perut.

“Awalnya 18 siswa dirujuk ke rumah sakit, tapi jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 140 siswa,” ujar Maria.

Para siswa dirawat di lima rumah sakit, termasuk RSUD S.K Lerik, RS Siloam, RS Mamami, RS Leona, dan RSUD Prof W.Z Johannes. Sejumlah siswa menyebut menu tahu dan sayur terasa asin dan asam.

Pihak sekolah menghentikan sementara distribusi MBG, sementara Polresta Kupang Kota bersama Dinas Kesehatan turun tangan menyelidiki penyebab keracunan. Polisi juga akan memeriksa dapur penyedia makanan MBG.

75 Siswa Tambolaka Juga Tumbang

Kasus serupa terjadi Rabu (23/7/2025) di Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya. Sebanyak 75 siswa dari tiga sekolah mengeluh keracunan usai menyantap MBG. Tiga sekolah terdampak adalah SMAN 1 Tambolaka (58 siswa), SMKN 2 Tambolaka (7 siswa), dan SMK Don Bosco (10 siswa).

Kasat Reskrim Polres Sumba Barat Daya, AKP I Ketut Ray Artika, menyebut makanan dibagikan pada pukul 11.00 Wita dan menu terdiri dari nasi, ikan goreng tepung, tempe goreng, dan sayur. Tak lama setelah makan, siswa mengalami bibir gatal, mata merah, dan mual.

Polisi telah mengamankan sisa makanan dan bahan mentah dari dapur MBG milik Yayasan Ronita Peduli Sosial di Omba Lunda untuk diuji. Bahan ikan diketahui disimpan di freezer bersuhu 16°C selama 8 jam sebelum diolah.

“Kami juga mengamankan sisa makanan di ompreng siswa dan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan untuk uji laboratorium,” jelas AKP Ray.

Polisi dan Dinkes Masih Selidiki Penyebab

Hingga kini, penyebab pasti keracunan belum dapat dipastikan. Namun, pihak medis menduga menu makanan MBG menjadi pemicu utama.

“Keterangan dari dokter menyebutkan kemungkinan besar keracunan berasal dari makanan MBG,” kata Ray.

Sementara itu, kekhawatiran mulai meluas di kalangan pelajar dan orang tua. Di SMPN 5 Kupang, sebanyak 900 siswa sempat menolak makan MBG karena takut mengalami keracunan.

Desakan Evaluasi Program MBG Kian Menguat

Rentetan kasus ini menambah daftar panjang insiden keracunan massal dalam pelaksanaan MBG di berbagai daerah. 

Publik pun mendesak evaluasi sistemik, pengawasan ketat terhadap dapur penyedia, serta transparansi distribusi dan pengolahan makanan.

“Sudah banyak kejadian Maslah MBG,tapi tidak ada tindak lanjut dan tidak ada upaya perbaikan.setidak nya d hentikan saja MBG ini oh…bapak presiden yg terhormat,bapak mendiamkan masalah ini bapak Zolim,”kata netizen akun @murniatauaslia.

Program MBG yang dirancang untuk mendukung gizi anak bangsa dan menurunkan angka stunting, kini dihadapkan pada tantangan serius dalam kualitas, keamanan, dan kredibilitas penyelenggaraan di lapangan.

Topik
Komentar

Komentar