Prabowo Heran Banyak yang Nyinyiri Hasil Negosiasi Tarif Resiprokal: Kita Enggak Ada yang Benar

Prabowo Heran Banyak yang Nyinyiri Hasil Negosiasi Tarif Resiprokal: Kita Enggak Ada yang Benar

Vonita Medium.jpeg

Kamis, 24 Juli 2025 – 10:30 WIB

Presiden RI Prabowo Subianto  ketika berpidato di perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025) malam. (Foto: BPMI Setpres)

Presiden RI Prabowo Subianto ketika berpidato di perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025) malam. (Foto: BPMI Setpres)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Presiden RI Prabowo Subianto dibuat geleng-geleng kepala. Dia heran upaya pemerintah menegosasikan ulang tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) hingga dapat diskon 19 persen, masih saja dinyinyiri sejumlah pihak.

“Karena itu ya saya bermusyawarah, saya negosiasi. Selalu ada yang nyinyir. Jadi gimana ya, kita perlu kritik, kita perlu pengawasan. Tapi kalau nyinyir agak lain. Kita enggak ada yang benar gitu. Kita mau kerja baik, enggak ada yang benar,” tuturnya ketika berpidato di perayaan Hari Lahir (Harlah) ke-27 PKB di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (23/7/2025) malam.

Prabowo mengatakan apa pun yang telah dinegosiasikan bertujuan untuk menjaga agar tidak ada PHK pekerja-pekerja Indonesia.

“Dan pendekatan kita, pendekatan saya adalah tanggung jawab saya adalah melindungi kepentingan bangsa Indonesia. Kewajiban saya adalah melindungi rakyat Indonesia. Dalam bidang ekonomi saya harus menjaga asal tidak ada alasan untuk PHK pekerja-pekerja kita,” ungkap Prabowo menambahkan.

Dia turut menyinggung bahwa situasi dunia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Namun, Indonesia akan memegang teguh untuk menjaga prinsip sebagai negara non-blok.

“Memang situasi dunia sedang tidak baik-baik saja kita tahu itu perang di sini perang di sini tapi Indonesia memang berusaha menjaga kita non-blok kita hormati semua, kita baik,” tuturnya.

Prabowo menegaskan, pemerintah akan mengupayakan untuk melindungi kepentingan rakyat. Termasuk saat dirinya bernegosiasi alot dengan Pemerintah AS terkait penurunan tarif resiprokal dari 32 persen menjadi 19 persen.

“Di bidang ekonomi, tidak hanya kita, semua negara sedang menghadapi Amerika Serikat yang alot, punya garis alot, tapi ya itu fakta kita harus berurusan dan pendekatan kita, pendekatan saya adalah tanggung jawab saya adalah melindungi kepentingan bangsa Indonesia, kewajiban saya adalah melindungi rakyat Indonesia,” ucapnya. 

Topik
Komentar

Komentar