Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Jakarta, Kamis (23/1/2025). (Foto: ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian).
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Pemerintah Indonesia masih mengupayakan negosiasi tarif resiprokal dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) agar bisa turun dari 19 persen. Namun begitu, tarif masuk untuk produk impor Indonesia itu, belum berlaku pada 1 Agustus 2025.
“Jadi kan 1 Agustus itu memang belum diperlakukan,” ujar Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso di Kemenko Perekonomian, Jakarta, dikutip Jumat (25/7/2025).
Susi, sapaan akrab Susiwijono, menjelaskan, negosiasi tarif dagang atau resiprokal (pembalasan) 19 persen yang telah ditetapkan pemerintah AS itu, masih berlangsung. “Cuman nanti, kan tadi, lagi dibahas nih, skema signing-nya pakai apa? Apakah besaran tarif atau apa? Atau agreement, bentuk apa? Setelah itu signing,” jelas dia.
Saat ini, kata Susi, Indonesia masih dikenakan tarif masuk 10 persen yang merupakan batas bawah ketentuan AS. “Semuanya masih menggunakan baseline 10 persen. Terus kita masih nego lanjut nih. Kalau sudah final semuanya, kita baru ngomong bentuknya seperti apa,” tutur dia.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Indonesia masih mengupayakan tarif impor mendekati 0 persen dengan AS. Komoditas yang dikenakan tarif mendekati 0 persen memang ada. Yakni, barang atau komoditas yang tidak diproduksi di AS, semisal, kelapa sawit, kopi, kakao, produk argoindustri serta mineral lainnya.
“Termasuk juga komponen pesawat terbang dan juga komponen daripada produk industri di kawasan industri tertentu seperti di free trade zone. Jadi itu sedang dalam pembahasan dan itu dimungkinkan lebih rendah dari 19 persen dan dimungkinkan mendekati 0 persen,” ujar Menko Airlangga di Jakarta, Kamis (24/7/2025).
Dia menjelaskan, skema tarif tersebut sudah diterapkan di beberapa negara Uni Eropa, melalui Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU-CEPA). Di mana, Indonesia mendapatkan pembebasan tarif impor untuk minyak sawit mentah (CPO) hingga 0 persen.
“Kita tahu bersama bahwa Amerika juga melihat bahwa Eropa memberikan kita CPO 0% dalam EU CEPA. Jadi beberapa itu menjadi juga menjadi benchmark,” kata dia.
Dia mengatakan, kesepakatan tarif dengan AS masih akan terus berlangsung meski gedung putih telah mengeluarkan join statment.
“Perundingan masih akan terus berlangsung untuk bicara detail teknis karena masih ada beberapa kepentingan yang dijanjikan dan akan ditindaklanjuti yaitu terkait dengan beberapa pokok yaitu Indonesia akan diberikan juga tarif yang lebih rendah 19 persen untuk beberapa komoditas,” tegas Menko Airlangga.