Pasangan ganda campuran Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu usai mengalahkan wakil Malaysia di Indonesia Open 2025 di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (3/6/2025). (Foto: Inilah.com/Harris)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Ganda campuran masa depan Indonesia Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu tak gentar melawan ganda tuan rumah di semifinal China Open 2025.
Jafar/Felisha jadi satu-satunya wakil di luar China yang bertarung di empat besar turnamen BWF Super 1000 tersebut.
Jafar/Felisha menyingkirkan unggulan ketiga asal Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet, dengan skor 21-13, 18-21, 21-17 saat bermain di Olympic Sports Center Gymnasium, Changzhou, Jumat (25/7/2025).
Kemenangan ini sekaligus menjadikan Jafar/Felisha satu-satunya wakil Indonesia yang tersisa di sektor ganda campuran setelah pasangan Rehan Naufal Kusharjanto/Gloria Emanuelle Widjaja tersisih.
di Semifinal, Sabtu (26/7/2025), Jafar/Felisha akan melawan jagoan tuan rumah sekaligus unggulan kedua turnamen, Jiang Zhenbang/Wei Yaxin.
“Besok bertemu unggulan kedua, kami harus yakin walaupun tetap nothing to lose. Sudah di semifinal, tidak ada yang harus ditakutkan, harus berani,” kata Felisha.
“Puji Tuhan, bersyukur hari ini kami bisa menang lagi. Senang sekali karena ini yang kami inginkan dan perjuangkan,” kata Felisha usai laga perempat final.
Laga Perempat Final
Jafar/Felisha tampil agresif dan mendominasi permainan pada gim pertama. Mereka merebut lima poin beruntun menjelang interval dan terus menjaga keunggulan hingga menutup gim dengan skor 21-13.
Namun, pasangan Hong Kong mulai bangkit pada gim kedua dan mengubah pola permainan menjadi lebih cepat. Jafar/Felisha sempat tertinggal, namun mampu mengejar ketertinggalan hingga terjadi kejar-mengejar angka pada poin-poin krusial. Gim kedua akhirnya menjadi milik Tang/Tse dengan skor 21-18.
“Di gim kedua mereka mempercepat tempo dan kami kurang bisa mengantisipasi. Tapi dari situ kami banyak belajar,” kata Felisha.
Memasuki gim penentuan, Jafar/Felisha mencoba kembali pada pola permainan seperti di gim pertama, dengan fokus menjaga ritme dan ketenangan. Mereka sempat kehilangan poin beruntun karena kesalahan sendiri, namun berhasil menjaga keunggulan usai interval hingga akhirnya menutup gim ketiga 21-17.
“Di gim ketiga kami kembali seperti gim pertama, bisa menurunkan bola dan membatasi serangan lawan. Setelah interval kami tinggal menjaga keunggulan poin,” ujar Jafar.