Pakar Hukum Pidana dari Universitas Trisakti Abdul Fickar Hadjar. (Foto: Dok. Antara/Dokumentasi Pribadi)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Kekosongan jabatan Wakil Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Wakapolri) yang hampir memasuki dua bulan sejak ditinggalkan Komjen Ahmad Dofiri karena purnatugas, menuai sorotan.
Pengamat hukum dari Universitas Trisakti, Abdul Fickar Hadjar, menilai posisi tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja institusi kepolisian, kecuali jika ada tugas khusus yang dibebankan secara jabatan.
“Tidak terlalu berpengaruh, kecuali ada tugas khusus yang dibebankan kepada Wakapolri secara jabatan,” ujar Fickar saat dihubungi Inilah.com, Jakarta, Minggu (27/7/2025).
Menurut dia, pembagian fungsi di tubuh Polri selama ini sudah berjalan efektif di masing-masing divisi. Dalam kondisi normal, kehadiran Wakapolri tidak terlalu krusial kecuali Kapolri berhalangan menjalankan tugasnya.
“Ya, benar. Karena fungsi-fungsi di institusi itu sudah dibagi ke masing-masing divisi. Demikian juga, Wakapolri baru berfungsi efektif jika Kapolri absen,” lanjutnya.
Fickar bahkan menyarankan agar jabatan tersebut perlu dihapuskan jika memang tidak terlalu diperlukan demi efisiensi struktur dan anggaran organisasi. “Ya, seharusnya dipertimbangkan lagi untuk diefisiensikan saja,” tegasnya.
Ia juga menepis anggapan bahwa kekosongan posisi Wakapolri disebabkan oleh tarik-menarik kepentingan di antara elite politik, termasuk antara Presiden ke-7 Joko Widodo dan Presiden ke-8 Prabowo Subianto. “Tidak dan tidak tahu,” katanya singkat.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo berkelakar soal sosok pengganti Wakapolri Komjen Ahmad Dofiri yang telah memasuki masa pensiun. Dalam candanya, Sigit sempat menunjuk sejumlah petinggi Korps Bhayangkara yang berada di belakangnya saat sesi wawancara.
Beberapa nama yang berada di dekatnya saat itu di antaranya Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri Komjen Syahar Diantono hingga Kepala Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri Komjen Fadil Imran.
Momen tersebut terjadi usai kegiatan penutupan Kejuaraan Nasional Bulu Tangkis Kapolri Cup 2025 di GOR Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Jakarta Timur, Minggu (6/7/2025).
“Ini Wakapolri pilih nih,” ujar dia sambil menunjuk ke sejumlah petinggi Polri di belakangnya ketika diwawancarai awak media.
Listyo menjelaskan, saat ini proses penunjukan Wakapolri baru masih dikonsultasikan kepada Presiden RI Prabowo Subianto. “Nanti dikonsultasikan. Iya (dikonsultasikan ke Presiden),” katanya.
Listyo dikabarkan telah mengantongi nama calon Wakapolri yang akan menggantikan Komjen Ahmad Dofiri, yang resmi pensiun sejak 4 Juni 2025. Nama calon tersebut akan segera diumumkan dalam waktu dekat.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Sandi Nugroho, menyebut meski nama calon sudah dikantongi, namun surat telegram mutasi untuk posisi Wakapolri belum diterbitkan.
“Yang jelas bahwa nama-nama sudah dipegang beliau, nanti tinggal menunggu, mana yang dianggap paling baik, di antara yang baik, akan dijadikan Wakapolri,” kata Sandi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2025).
Sandi juga belum bisa memastikan siapa yang akan ditunjuk oleh Kapolri. Menurutnya, semua kandidat yang memenuhi syarat berpeluang menduduki posisi Wakapolri.
“Ya, yang berkandidat untuk menjadi Pak Wakapolri bukan hanya bintang tiga saja, ataupun jabatan setingkat bintang tiga. Ada juga yang bisa menjadi itu. Sehingga ada beberapa kandidat yang muncul, dan itu tinggal kita tunggu hasilnya,” jelasnya.
Beberapa nama yang disebut-sebut sebagai calon kuat Wakapolri antara lain Kabareskrim Polri Komjen Wahyu Widada dan Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo.
Sebagai informasi, Komjen Ahmad Dofiri resmi pensiun per 4 Juni 2025 setelah menjabat sebagai Wakapolri sejak 13 November 2024. Upacara pelepasan tugasnya telah digelar di Mabes Polri pada Senin (30/6/2025).
“Sudah penyerahan jabatan (Wakapolri),” ujar Irjen Sandi Nugroho kepada wartawan, Rabu (2/7/2025).