Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa kemerdekaan sejati tidak hanya soal lepas dari penjajahan, tetapi juga membebaskan rakyat dari kelaparan dan kemiskinan yang hingga kini masih menjadi persoalan nyata di Indonesia.
Hal itu disampaikan Nasaruddin dalam acara Doa Kebangsaan 80 Tahun Indonesia Merdeka yang digelar di Taman Proklamasi, Jakarta Pusat, Jumat (18/8/2025).
“Tantangan ke depan adalah bagaimana mengisi kemerdekaan dengan membebaskan masyarakat dari kelaparan,” ujar Menag.
Ia menyebut, Presiden Prabowo Subianto telah menerjemahkan makna kemerdekaan secara menyeluruh melalui sejumlah program strategis yang menyasar kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak dan keluarga miskin.
Tiga Program Strategis Maknai Kemerdekaan
Nasaruddin menyebutkan tiga program utama pemerintahan Prabowo yang dianggap sebagai perwujudan kemerdekaan yang holistik:
Makan Bergizi Gratis (MBG)
Menurutnya, program MBG menjadi langkah konkret negara memastikan rakyat tidak lagi kelaparan, terutama anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui.
“Kemerdekaan tidak bisa disebut total jika masih ada anak-anak yang kelaparan dan tidak mendapat gizi sehat,” tegasnya.
Sekolah Rakyat
Program ini menyasar pemerataan pendidikan dasar tanpa biaya, khususnya untuk anak-anak dari keluarga miskin.
“Kita tidak bisa bicara kebebasan tanpa pendidikan yang layak,” ujar Nasaruddin.
Sekolah Garuda
Ditujukan untuk anak-anak muda cerdas yang terkendala biaya agar bisa mengakses pendidikan bertaraf internasional.
Nasaruddin juga mengajak seluruh pihak untuk memaknai kemerdekaan secara kolaboratif. Menurutnya, keberagaman suku, agama, dan etnis di Indonesia adalah kekayaan yang harus dijaga bersama.
“Tidak ada negeri se-plural Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, kita tetap satu. Inilah keistimewaan bangsa ini,” tutupnya.