Co Chair Blue Ocean Strategic Feowship (BOSF) sekaligus President Sampoerna University, Marshall Scott menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem laut berkelanjutan di Indonesia.
Sebagai negara maritim terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memimpin pengelolaan ekosistem kelautan global dan potensi ekonomi biru yang melimpah.
“Kami telah bekerja sama selama beberapa tahun terakhir untuk mempertemukan masyarakat dari sektor pemerintah, non-profit, serta swasta dan komersial, guna berdialog mengenai isu-isu krusial yang dihadapi Indonesia saat ini,” kata Scott dalam sambutannya di The Atrium, Sampoerna Strategic Square, Jakarta Selatan, Jumat (8/5/2025).
Scott menjelaskan, tujuan utama kerja sama ini adalah mendorong keterbukaan pikiran dan penerapan konsep Blue Ocean Strategy dalam penyelesaian masalah.
“Seperti perlu menghilangkan pikiran konvensional, menghilangkan pikiran tradisional, dan benar-benar menjadi inovatif dan mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan masalah terbesar yang paling menantang,” tegasnya.
Scott pun ingin membantu anak muda mengubah cara berpikir mereka tentang masalah global, termasuk isu masa depan kelautan. Ia menegaskan, ide yang dipaparkan di BOSF sangat relevan untuk membentuk kebijakan visioner, kepemimpinan dinamis, dan strategi industri yang siap menghadapi tantangan masa depan.
“Ini akan mempersiapkan industri kelautan Indonesia untuk pertumbuhan jangka panjang yang akan memberi manfaat bagi semua orang Indonesia,” pungkasnya.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Menteri Kelautan dan Perikanan(KKP) Sakti Wahyu Trenggono sebagai Distinguished Fellow, menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor dalam ekonomi biru sebagai strategi utama.
Hal ini, katanya, untuk menjaga keseimbangan antara keberlanjutan ekosistem dan pertumbuhan ekonomi sektor maritim.
“Ekonomi biru bukan sekadar pendekatan pembangunan, melainkan komitmen moral untuk menjaga keberlanjutan laut bagi generasi mendatang,” kata Trenggono di lokasi yang sama.
Ia menegaskan pentingnya transformasi kebijakan yang menyeimbangkan produktivitas dan konservasi, agar laut Indonesia tidak hanya menjadi sumber daya, tetapi juga penopang kehidupan bangsa dalam jangka panjang.
Lebih lanjut, ia menyebut BOSF 2025 menjadi momentum strategis untuk membuka ruang belajar lintas bangsa dan memperkuat pemahaman tentang ekonomi biru. Menurutnya, ekonomi biru tidak hanya dilihat dari perspektif ekologi, tetapi juga dalam konteks sosial dan ekonomi yang terus berkembang.
“Apa yang kita lakukan di Indonesia dapat menjadi inspirasi dan model yang direplikasi di berbagai belahan dunia,” ujar Trenggono.
Ia turut memberikan perhatian khusus kepada generasi masa depan terutama anak muda dan civitas akademik yang dinilai memiliki peran penting sebagai agen perubahan.
“Karya karya ide inovatif yang telah ditampilkan tadi adalah bukti generasi muda Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk membangun ekosistem laut yang berkelanjutan,” pungkasnya.