Produksi Katanya Berlimpah tapi Harga Mahal, Ombudsman: Beras Premium Langka di Ritel

Produksi Katanya Berlimpah tapi Harga Mahal, Ombudsman: Beras Premium Langka di Ritel


Di tengah banjirnya cadangan beras pemerintah hingga 4 juta ton, harga beras di pasaran tetap saja mahal. Jika stok luber, harga seharusnya turun. Khususnya beras premium, harganya di atas ambang batas dalam beberapa hari ini.

Anggota Ombudsman RI (ORI), Yeka Hendra Fatika mengatakan, harga beras di pasar tradisional, mengalami kenaikan. Berdasarkan pantauan ORI, harga beras premium mencapai Rp16.500/kilogram (kg). Jauh di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang dipatok pemerintah di level Rp14.900/kg.

Menurut pemeriksaan ORI, kata Yeka, kenaikan harga beras itu, diduga adanya permainan di penggilingan.

Saat ini, kata Yeka, penggilingan padi di daerah mengalami kesulitan bahan baku. Akibatnya mereka harus tak beroperasi alias tutup. “Yang mencolok, beberapa penggilingan padi. Ada 23 penggilingan padi di wilayah Karawang, sebanyak 10 sudah tutup sekarang,” kata Yeka.

Dia bilang, Ombudsman juga menemukan, persediaan beras di penggilingan padi yang terus menipis. Saat ini, stoknya hanya 5 hingga 10 persen. Ketika normal, stok bera di penggilingan bisa 100 ton, tapi kini hanya 5 ton.

“Saya kemarin tanya, mau menggiling, menjual takut salah kemasan, takut salah ngomong atau mencantumkan dalam labelnya,” tambahnya.

Kemudian, Yeka juga telah mengundang sejumlah pelaku usaha untuk mengkonfirmasi temuan tersebut. Menurutnya, terdapat penggilingan besar yang stoknya juga menipis. Sayangnya, dia enggan menyebutkan nama penggilingan besar tersebut.

“Ada penggilingan besar yang biasanya punya stok 30 ribu ton, stok 30 ribu ton setiap hari, sekarang tinggal 2 ribu ton. Ada yang punya 5 ribu ton, sekarang tinggal 200 ton,” ucapnya.

Selain kelangkaan beras di penggilingan, Yeka juga menyebut saat ini kondisi serupa terjadi di ritel modern. Sejumlah merek beras yang biasanya dipajang di rak-rak khusus beras di ritel modern, kini mulai hilang.

“Mengapa harga beras di pasar tradisional di atas HET premium? Ternyata ini kompensasi bagi penggilingan atau bagi perusahaan. Di supermarket, katakanlah dia rugi. Tapi, kalau di pasar tradisional, dia (penggilingan) bisa dapat untung. Karena, pasar tradisional mensubsidi,” kata Yeka di Jakarta, dikutip Minggu (8/8/2025).

Yeka menyebut telah terjadi ketidakadilan, di mana, harga beras di pasar tradisional mengalami kenaikan. Namun ketika konsumen membeli beras di supermarket, harga bisa lebih murah, atau sesuai HET.

“Dengan undang-undang bahwa sebetulnya masyarakat memerlukan ketersediaan pangan dengan harga yang terjangkau. Ini tugas negara, menjamin persediaan pangan dengan harga terjangkau. Tapi ini kebalik, di pasar modern masyarakat mendapatkan harga murah. Tapi di pasar tradisional, harganya justru mahal,” ucapnya.

Untuk itu, Yeka menyarankan pemerintah untuk menghapus HET beras premium. Alasannya, agar beras premium bisa mengikuti dinamika pasar saja. “Karena tadi, persoalan HET. Ombudsman menyarankan pemerintah mempertimbangkan untuk mencabut HET beras premium. Biarkan swasta sediakan beras sesuai mekanisme pasar. Pemerintah evaluasi saja. Ketika harga terlalu mahal, lakukan operasi pasar lewat beras SPHP,” ucapnya.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan, harga beras premium secara nasional berada di level Rp16.278/kg. Angka itu di atas HET premium Rp14.900/kg. Kemudian, harga beras medium Rp14.539/kg. Angka itu juga di atas HET beras medium sebesar Rp12.500/kg.

 

Komentar