Serangan Israel Sasar Tenda Jurnalis di Gaza, 4 Wartawan Tewas

Serangan Israel Sasar Tenda Jurnalis di Gaza, 4 Wartawan Tewas


Serangan artileri Israel pada Minggu (10/8/2025) malam menewaskan empat jurnalis Palestina di Kota Gaza, Jalur Gaza. Mereka tewas setelah tenda tempat mereka berlindung di depan Rumah Sakit Al-Shifa dihantam proyektil dari militer Israel. Serangan ini juga menewaskan tiga warga sipil lainnya, sehingga total korban tewas menjadi tujuh orang.

Menurut laporan koresponden kantor berita WAFA, serangan biadab tersebut menargetkan tenda jurnalis di bagian barat Kota Gaza, di mana para awak media kerap beristirahat dan bekerja. 

Empat jurnalis yang gugur dalam insiden ini adalah koresponden Al Jazeera Anas Al-Sharif dan Mohammed Qreiqea, serta jurnalis foto Ibrahim Daher dan Mohammed Nofal. Seorang sopir kru media juga turut menjadi korban tewas.

Jurnalis lain bernama Mohammed Sobh juga mengalami luka-luka akibat serangan artileri tersebut. Jasad para korban telah dievakuasi, namun upaya penyelamatan di Jalur Gaza masih menghadapi tantangan berat karena infrastruktur yang hancur dan serangan yang terus berlangsung.

Insiden ini menambah panjang daftar jurnalis yang menjadi korban dalam konflik Israel-Palestina. Sejak Israel melancarkan operasi militer besar-besaran di Gaza pada 7 Oktober 2023, puluhan jurnalis telah tewas saat meliput perang. Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) menyebut konflik ini sebagai salah satu yang paling mematikan bagi wartawan dalam sejarah modern.

Perang genosida yang dilancarkan Israel ini merupakan balasan atas serangan lintas batas yang dilakukan oleh pejuang Hamas. Konflik ini telah merenggut nyawa 61.430 warga Palestina, dengan 153.213 lainnya mengalami luka-luka. Mayoritas korban adalah anak-anak dan perempuan.

Jumlah korban tewas diperkirakan masih akan terus bertambah, mengingat banyak korban yang masih tertimbun reruntuhan bangunan. Tim penyelamat dan ambulans kesulitan menjangkau lokasi-lokasi terdampak karena blokade dan serangan yang terus terjadi, yang menghambat upaya evakuasi dan pertolongan.

Pemerintah Israel berulang kali menyatakan bahwa mereka menargetkan infrastruktur yang digunakan oleh kelompok militan Hamas. Namun, kritik internasional terus mengalir karena banyaknya korban sipil, termasuk jurnalis dan pekerja kemanusiaan, dalam serangan-serangan tersebut.

Insiden terbaru ini kembali memicu kecaman keras dari berbagai pihak yang menuntut adanya perlindungan yang lebih besar bagi para jurnalis yang bertugas di zona konflik.

 

Komentar