Direktur Pengembangan Big Data INDEF, Eko Listiyanto merespons target Presiden RI Prabowo Subianto untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2026 sebesar 5,4 persen. Eko mengatakan tidak mudah untuk mencapai target tersebut.
“jadi saya melihat ya bahwa pertumbuhan ekonomi 5,4% itu tidak mudah dicapai karena tahun ini kita mencapai 5% aja juga mungkin masih tanda tanya,” ujar Eko dalam diskusi ‘Penerimaan Cekak, Program Unggulan Membengkak?’, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Meskipun begitu, Eko mengatakan masih ada peluang untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Presiden. Caranya dengan penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya beli masyarakat.
“Peluang ada itu kalau pertumbuhan bisa menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan daya beli masyarakat karena dua indikator ini akan menjadi kunci yang sekarang sebetulnya angkanya masih sangat sumir bahkan belum pulih itu harus diupayakan lebih tinggi dibandingkan situasi 2025 ini,” kata dia.
Selain itu, untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi, Indonesia harus melakukan kerjasama internasional dengan perluasan pasar ekspor.
“Saya rasa dari awal tahun ya Pak Prabowo sangat aktif untuk kontribusi terhadap diplomasi internasional dan itu harus kita optimalisasi dalam bentuk pasar ekspor yang lebih luas kemudian juga investasi ke dalam negeri,” jelas dia.
Eko juga menekankan adanya birokrasi yang efektif terutama menghapus biaya premanisme. “Tanpa birokrasi yang efektif akan sulit mendorong perekonomian. Birokrasinya harus efektif ya biaya-biaya tambahan, biaya premanisme dan sebagainya itu dihapus. Baru kemudian kita bisa melihat bahwa optimisme pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi di tahun depan. Tanpa ini, saya rasa ya mempertahankan 5% aja mungkin akan sulit gitu,” tegasnya.
Diketahui, Tahun depan, Presiden Prabowo Subianto menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Angkanya memang naik ketimbang target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2 persen, namun tetap optimistis bisa.
Hal itu diucapkan Presiden Prabowo saat pidato RAPBN 2026 dalam Sidang Tahunan MPR/DPR yang berlangsung di Ruang Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Jumat (15/8/2025).
“Dengan pengelolaan fiskal yang sehat, disertai efektivitas transformasi ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat, maka pertumbuhan ekonomi tahun 2026, ditargetkan mencapai 5,4 persen,” ucap Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo menyampaikan asumsi makroekonomi pada 2026 yang didesain cukup optimis. Misalnya, inflasi terkendali di level 2,5 persen, suku bunga SBN (Surat Berharga Negara) di level 6,9 persen, nilai tukar ‘menclok di level Rp16.500 per dolar AS.
“Tingkat pengangguran terbuka tahun 2026, ditargetkan terus turun ke 4,44 persen hingga 4,96 persen. Angka kemiskinan kita turunkan ke 6,5 persen hingga 7,5 persen, Rasio gini turun ke 0,377 hingga 0,380, serta Indeks Modal Manusia (IMM) sebesar 0,57 persen,” ucapnya