Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) Budiman Sudjatmiko menegaskan, perlu strategi khusus dalam mengatasi tingginya angka kemiskinan di perkotaan. Ia menyebut, ada dua alternatif yang bisa ditempuh masyarakat miskin di kota.
“Alternatifnya kita tidak anti-teknologi, kita tidak anti-investasi dalam bidang keuangan atau properti, tidak. Mau nggak mau di kota adalah meningkatkan kapasitas, skill atau keterampilan masyarakat kota. Kalau tidak bisa ngejar itu, alternatifnya mereka balik ke desa,” kata Budiman di dalam Podcast Jurnalisik Inilah.com, dikutip Minggu (17/8/2025).
Ia menjelaskan, desa kini menawarkan banyak peluang lewat badan usaha milik desa maupun koperasi desa merah putih. Budiman mengaku, kegiatan ekonomi di desa relatif padat karya, sehingga tidak membutuhkan keterampilan khusus, melainkan cukup tenaga kerja saja.
Namun, Budiman menekankan tidak semua harus kembali ke desa. Bagi mereka yang tetap ingin bertahan di kota, peningkatan keterampilan adalah satu-satunya jalan agar bisa bersaing di sektor teknologi, keuangan, maupun industri modern lain.
“Tidak mengatakan bahwa mereka harus wajib pulang ke desa. Stay di kota, dengan meningkatkan kapasitas dari skills tadi, mau nggak mau. Atau ketika tidak mau, ya pulang ke desa. Kira-kira itu,” ujarnya menegaskan.
Menurut eks aktivis 98 itu, pandangan kota selalu menjadi pusat kehidupan yang lebih baik kini sudah berubah. Dengan adanya Undang-Undang Desa dan dana desa, desa kini memiliki daya tarik dan peluang ekonomi yang lebih setara dengan perkotaan.
Diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap angka kemiskinan turun menjadi 23,85 juta orang per Maret 2025. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS Ateng Hartono menyebut penurunan angka kemiskinan mencapai 210 ribu orang. Pada September 2024, jumlah orang miskin di Indonesia 24,06 juta orang.
Saat ini penduduk miskin setara 8,47 persen dari total populasi Indonesia. Persentase itu turun 0,1 persen dibandingkan September lalu.
Ateng menyebut catatan ini melanjutkan tren positif penurunan angka kemiskinan sejak Maret 2023. Sejak sempat naik 0,03 persen pada Maret-September 2022, angka kemiskinan di Indonesia terus turun. Meski begitu, BPS menemukan kesenjangan angka kemiskinan di perkotaan dan pedesaan. Tingkat kemiskinan di desa lebih tinggi dibandingkan di kota.
“Pada Maret 2025 tingkat kemiskinan perkotaan sebesar 6,73 persen, sedangkan pedesaan sebesar 11,03 persen. Jadi desa lebih banyak yang miskinnya jika dibandingkan dengan perkotaan,” ujar Ateng.
BPS juga mencatat tingkat kemiskinan di desa menurun 0,31 persen, sedangkan di kota meningkat 0,07 persen.
*Saksikan Podcast Jurnalisik Inilah.com selengkapnya di sini