Dari Kapolda Metro hingga Kabaharkam, Komjen Karyoto Ada di ‘Jalur’ Menuju Jabatan Kapolri?

Dari Kapolda Metro hingga Kabaharkam, Komjen Karyoto Ada di ‘Jalur’ Menuju Jabatan Kapolri?


Komjen Pol. Karyoto telah resmi dilantik menjadi Badan Pemelihara Keamanan (Kabaharkam) Polri menggantikan Komjen Pol Mohammad Fadil Imran yang dimutasi ke jabatan Astamaops Kapolri.

Pelantikan Karyoto dilakukan di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (19/8/2025). Selain Karyoto ada sejumlah perwira tinggi (pati) Polri yang dilantik yakni Komjen Pol. Wahyu Widada menjadi Irwasum, Komjen Pol. Syahardiantono sebagai Kabareskrim, hingga Komjen Pol. Akhmad Wiyagus sebagai Kabaintelkan Polri.

Dari sejumlah nama tersebut, Karyoto menjadi satu-satunya pati Polri yang menjadi sorotan. Sebab sosoknya selalu dikaitkan dalam bursa calon Kapolri. Hal ini sangat wajar karena Karyoto memiliki karier yang mentereng.

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1990 ini sebelumnya menduduki jabatan sebagai Deputi Penindakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah itu, Karyoto diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya tahun 2023.

Selanjutnya pada awal Agustus kemarin dia kembali diangkat menjadi Kabaharkam Polri. Artinya Karyoto naik pangkat menjadi jenderal bintang tiga atau Komisaris Jenderal (Komjen).

Perjalanan jabatan Karyoto dari Kapolda Metro Jaya hingga Kabaharkam ini mengingatkan publik terhadap sosok mantan Kapolri Jenderal Pol (Purn) Timur Pradopo. Sebab Timur sebelum menjadi Kapolri pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya (2010) hingga Kabaharkam (2010).

Di era tersebut, Timur dikenal sebagai jenderal ‘kilat’ Polri karena memperoleh bintang empat dalam waktu kurang dari 24 jam.

Di internal Polri, Polda Metro Jaya merupakan satu-satunya Polda dengan klasifikasi A+ atau A Khusus, karena memiliki peran vital dalam menjaga stabilitas dan keamanan Ibu Kota.

Maka tak heran jika sejumlah jenderal yang menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya diproyeksi bakal menjadi Kapolri selanjutnya.

Tercatat ada sejumlah nama Kapolda Metro yang sukses menjadi Kapolri. Mereka di antaranya, Jenderal Pol (Purn) Sutarman, Jenderal Pol (Purn) Tito Karnavian, hingga Jenderal Pol (Purn) Idham Aziz.

Meski begitu, jabatan eks sejumlah jenderal eks Kapolda Metro Jaya di Mabes Polri berbeda-beda. Kebanyakan dari mereka ‘parkir’ dahulu di posisi Kabareskrim sebelum akhirnya diangkat menjadi Kapolri baru.

Berikut daftar nama Kapolda Metro Jaya yang moncer hingga mejadi Kapolri:

1. Jenderal (Purn) Widodo Budidarmo

Widodo Budidarmo tercatat sebagai salah satu Kapolda Metro Jaya yang berhasil dipercaya menempati jabatan Kapolri. Ia ditetapkan sebagai Kapolri ke-7 dalam sejarah kepolisian Indonesia.

Sebelum memimpin institusi Polri, Widodo lebih dulu menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada periode 1970 hingga 1974.

Pengangkatan dirinya sebagai Kapolri dilakukan langsung oleh Presiden Soeharto melalui pelantikan di Istana Negara, Jakarta. Widodo menggantikan Mohammad Hasan yang sebelumnya menjabat sejak 1971 hingga 1974.

Keputusan menunjuk Widodo sebagai pucuk pimpinan Polri tak lepas dari keberhasilannya mengawal penyelenggaraan Sidang Umum MPR pertama pada era Orde Baru. Ia resmi menjabat sebagai Kapolri mulai 26 Juni 1974 hingga 25 September 1978.

2. Jenderal (Purn) Anton Soedjarwo

Presiden Soeharto pada tahun 1982 resmi menetapkan Anton Soedjarwo sebagai Kapolri. Sebelum dipercaya menduduki jabatan tersebut, Anton lebih dulu memimpin Polda Metro Jaya sejak 1978 hingga 1982.

Upacara pelantikannya dilakukan bersamaan dengan pengucapan sumpah jabatan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU).

Ketika ditunjuk sebagai Kapolri, Anton masih menyandang pangkat Mayor Jenderal (Mayjen), sama seperti saat dirinya menjabat Kapolda Metro Jaya. Ia memimpin Polri sejak 4 Desember 1982 hingga 6 Juni 1986.

3. Jenderal (Purn) Banurusman Astrosemitro

Banurusman Astrosemitro memimpin institusi Polri sebagai Kapolri sejak 6 April 1993 hingga 14 Maret 1996.

Menurut keterangan di akun Instagram Museum Polri, sebelum dipercaya menduduki jabatan tertinggi di kepolisian, Banurusman lebih dulu mengemban tugas sebagai Kapolda Metro Jaya.

Pada awal masa kepemimpinannya, ia meluncurkan kebijakan bernama “Jati Diri Polri”. Program ini ditujukan untuk mengingatkan seluruh jajaran kepolisian agar senantiasa memahami dan menjalankan hakikat perannya sebagai aparat penegak hukum.

4. Jenderal (Purn) Dibyo Widodo

Presiden Soeharto menunjuk Dibyo Widodo sebagai Kapolri dan melantiknya di Istana Negara, Jakarta, pada 15 Maret 1996, bersamaan dengan pengukuhan KSAL dan KSAU.

Sebelum dipercaya memimpin Polri, Dibyo masih berpangkat Mayor Jenderal. Saat resmi menjabat Kapolri, pangkatnya naik menjadi Letnan Jenderal. Kenaikan pangkat ke level Jenderal bintang empat baru diterimanya kemudian, bersama tiga Kepala Staf TNI lainnya.

Dibyo memimpin Polri sejak 15 Maret 1996 hingga 28 Juni 1998.

5. Jenderal (Purn) Timur Pradopo

Timur Pradopo juga termasuk mantan Kapolda Metro Jaya yang berhasil menduduki kursi Kapolri. Ia menjabat sebagai Kapolri mulai 22 Oktober 2010 hingga 25 Oktober 2013.

Proses penunjukan Timur kala itu cukup menyita perhatian publik karena berlangsung sangat cepat. Pada 4 Oktober 2010, Kapolri saat itu, Jenderal Bambang Hendarso Danuri, memutasi Timur dari jabatan Kapolda Metro Jaya menjadi Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan (Kabaharkam).

Seiring dengan jabatan barunya, Timur mendapat kenaikan pangkat menjadi Komisaris Jenderal (Komjen) atau jenderal bintang tiga. Namun, pada malam hari di tanggal yang sama, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) langsung mengajukan nama Timur ke DPR sebagai calon tunggal Kapolri.

6. Jenderal (Purn) Sutarman

Sutarman resmi memimpin Polri sejak 25 Oktober 2013 hingga 16 Januari 2015, melewati masa transisi dari akhir pemerintahan Presiden SBY menuju awal kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Sebelum menduduki kursi tertinggi di kepolisian, pria kelahiran Sukoharjo, Jawa Tengah, itu menjabat sebagai Kepala Bareskrim Polri. Ia juga pernah dipercaya sebagai Kapolda Metro Jaya pada 2010, menggantikan Timur Pradopo.

Namun perjalanan kariernya sebagai Kapolri tidak berjalan mulus. Pada 16 Januari 2015, Presiden Jokowi secara mendadak memberhentikannya, meski masa pensiunnya belum tiba.

Keputusan tersebut membuat Polri memiliki dua jenderal bintang empat dalam waktu bersamaan, yakni Sutarman dan Badrodin Haiti yang kemudian ditetapkan sebagai Kapolri berikutnya.

7. Jenderal (Purn) Tito Karnavian

Tito Karnavian pernah menduduki jabatan sebagai Kapolda Metro Jaya pada periode 2015–2016. Usai menjalankan tugas tersebut, Presiden Joko Widodo mengajukan namanya sebagai calon tunggal Kapolri pada Rabu, 15 Juni 2015.

Ketika pengajuan itu masuk ke DPR, Tito masih berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) dan menjabat sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Akhirnya, pada Rabu, 13 Juli 2016, Presiden Jokowi secara resmi melantiknya sebagai Kapolri di Istana Negara. Tito saat itu tercatat sebagai Kapolri termuda dengan usia 52 tahun.

Ia juga menyalip empat angkatan di atasnya, yakni lulusan Akpol 1983, 1984, 1985, dan 1986. Tito mengemban jabatan Kapolri sejak 14 Juli 2016 hingga 23 Oktober 2019.

8. Jenderal (Purn) Idham Aziz

Idham Aziz mulai menjabat Kapolda Metro Jaya pada 16 Juli 2017 dan bertahan hingga 22 Januari 2019. Setelah itu, ia dipercaya menjadi Kepala Bareskrim (Kabareskrim) Polri menggantikan Komjen Arief Sulistyanto. Posisi baru ini membuat pangkatnya naik dari Inspektur Jenderal (Irjen) menjadi Komisaris Jenderal (Komjen).

Belum genap setahun menjabat Kabareskrim, Idham kemudian diajukan sebagai calon Kapolri pada 23 Oktober 2019.

Tak lama berselang, Presiden Jokowi melantiknya sebagai Kapolri atau Tri Brata 1 pada 1 November 2019. Ia menjalankan amanah sebagai Kapolri hingga 27 Januari 2021, sebelum digantikan oleh Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
 

Komentar