Sebuah penjara di Norwegia bikin geger dunia. Penjara bernama Halden ini sama sekali tidak terlihat seperti penjara. Bangunannya mirip resor mewah di tengah hutan. Lokasinya dikelilingi hutan bluberi dan pinus, dengan arsitektur minimalis dari kayu yang menawan. Tak heran, banyak yang menyebutnya sebagai salah satu penjara termewah di dunia.
Fasilitasnya? Jangan kaget. Setiap narapidana punya sel pribadi lengkap dengan toilet, kamar mandi dalam, kulkas, televisi layar datar, meja kerja, bahkan pemandangan hutan yang menenangkan. Ruang komunalnya pun tak kalah mentereng, dilengkapi sofa empuk dan dapur modern nan bersih.
Tapi, kemewahan ini bukan tanpa alasan.
Misi Mulia: Rehabilitasi, Bukan Hukuman
Sejak awal 1990-an, sistem pemasyarakatan Norwegia menjalani reformasi total. Mereka tak lagi fokus pada balas dendam atau ‘mengurung’ tahanan, melainkan pada rehabilitasi untuk membentuk individu yang lebih baik.
“Kami tidak ingin kemarahan dan kekerasan di tempat ini. Kami ingin tahanan yang tenang dan damai,” kata Are Hoidal, kepala penjara Halden, seperti dikutip dari CNN, Kamis (21/8/2025).
Hoidal mengenang masa lalu sistem penjara Norwegia yang keras, di mana tingkat residivisme (pengulangan kejahatan) mencapai 60-70 persen, mirip dengan di Amerika Serikat (AS). Namun, setelah reformasi, angka itu terjun bebas menjadi hanya 20 persen dalam dua tahun pertama setelah bebas.

Petugas Penjara: Dari Penjaga Menjadi Pembimbing
Reformasi ini juga mengubah peran petugas penjara secara drastis. Mereka tak lagi hanya berprofesi sebagai penjaga. “Kami bukan penjaga, kami adalah pembimbing, pelatih, dan panutan,” ujar Hoidal.
Para petugas di Halden berinteraksi langsung dengan tahanan. Mereka makan bersama, bermain voli, bahkan yoga. Hoidal menyebut ini sebagai ‘keamanan dinamis’.
“Dengan hubungan yang sehat antara petugas dan tahanan, kami bisa berbicara, memotivasi, dan mendorong perubahan,” tambahnya.

Mahal, Tapi Investasi Jangka Panjang
Mungkin biaya £98.000 per tahun untuk satu narapidana di Halden terdengar mahal. Namun, menurut Hoidal, ini adalah investasi yang layak untuk mencegah mereka kembali ke jalanan.
Meskipun penjara ini dikelilingi tembok beton setinggi 7 meter, tak ada kawat berduri atau pagar listrik yang menyeramkan. Kamera pengawas pun hampir tak terlihat. Sistem keamanan tetap canggih, termasuk sensor gerak di sekitar tembok.
“Dan sejauh ini, belum ada yang pernah mencoba melarikan diri,” kata Hoidal dengan bangga.
Bagi banyak orang, kemewahan ini mungkin terasa berlebihan. Tapi bagi Norwegia, hukuman hanya sebatas mencabut kebebasan seseorang. Hak-hak lainnya tetap ada.
“Mereka tetap manusia. Mereka memang berbuat salah dan harus dihukum, tapi mereka tetap manusia,” pungkas Hoidal.