Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Pemprov Jateng) memfasilitasi pertemuan antara pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan industri besar. Kegiatan yang bertajuk Business Matching to Smesco Kontak Bisnis Jalinan Distribusi Rantai Pasok Hulu Hilir Produk UMKM (Jalidi Rapahuli) ini digelar di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Kamis (21/8/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk menjembatani dan membangun jejaring bisnis antara pelaku UMKM, industri menengah hingga besar, perwakilan pemerintahan, serta lembaga pembiayaan.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, Eddy Sulistiyo Bramiyanto, menjelaskan, kegiatan ini penting untuk membantu UMKM mengembangkan bisnisnya.
“Hari ini ada lebih dari 900 UMKM yang hadir,” kata Eddy di sela acara.
Ia menambahkan, terdapat lima zona yang disiapkan untuk memfasilitasi kebutuhan bisnis dari hulu ke hilir. Zona-zona tersebut meliputi area untuk program pangan, pengadaan barang dan jasa pemerintah, sertifikasi dan kompetensi, hingga rantai pasok dengan perusahaan besar.
Peran Penting Pemasaran dan Kolaborasi Lintas Sektor
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng, Sumarno, menyoroti tantangan utama yang dihadapi UMKM, yaitu pemasaran produk. Menurutnya, masalah ini sering kali lebih sulit daripada proses produksi. Oleh karena itu, forum business matching ini dianggap sebagai solusi yang sangat strategis.
“Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana membantu teman-teman UMKM memasarkan produknya. Salah satunya dengan mekanisme kontak bisnis ini,” ujar Sumarno.
Ia berharap, forum ini bisa menjadi wadah bagi UMKM untuk berkomunikasi langsung dengan calon pembeli dan membangun jejaring lintas sektor.
“Dengan cara ini, teman-teman UMKM bisa memasarkan produknya dan lebih dikenal oleh para pembeli,” tambahnya.
Lebih lanjut, Sumarno menegaskan bahwa Pemprov Jateng menargetkan UMKM dapat tumbuh dan ‘naik kelas’. Hal ini sejalan dengan ambisi Jateng menjadi salah satu penopang utama industri dan pangan nasional, di mana peran UMKM sangat krusial.
Kisah Sukses dan Jaminan Pasar
Indarwati (35), seorang pelaku UMKM dari Kabupaten Temanggung, mengaku sangat antusias mengikuti acara ini. Pemilik produk ‘Cokelat Memukao’ ini datang untuk memperkenalkan aneka olahan cokelat dari petani lokal. Ia ingin memberdayakan petani kakao yang belakangan mulai ditinggalkan.
“Acara ini menarik karena sangat dibutuhkan oleh pelaku UMKM untuk menambah koneksi dan membantu kerja sama dengan pihak terkait,” kata Indarwati.
Dalam forum ini, ia bahkan berhasil menawarkan produknya kepada PT Garuda Indonesia, salah satu perusahaan besar yang hadir.
Senada, Corporate Communication PT Indofood Sukses Makmur, Handoko, menyampaikan bahwa perusahaannya telah lama menjalin kemitraan dengan petani dan UMKM di Jateng. Sejak 1989, Indofood sudah bekerja sama dengan petani kentang di Pemalang, Tegal, dan Banyumas. Bentuk dukungannya mencakup penyaluran bibit, pendampingan, hingga penyerapan hasil panen.
Selain itu, Indofood juga memberikan pendampingan kepada perajin tempe di Kota Semarang untuk memastikan produk mereka memenuhi standar kebersihan, keamanan, dan kualitas.
“Dengan semua ini, petani/UMKM mendapatkan kepastian pasar, dan kami juga mendapatkan kepastian pasokan,” tutup Handoko.