Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) memastikan uji coba penyaluran bantuan sosial (bansos) digital akan dimulai pada September 2025 di Kabupaten Banyuwangi. Program ini menjadi proyek percontohan nasional untuk mendorong transparansi dan efisiensi penyaluran bansos.
“Digitalisasi bansos ini adalah kemajuan besar. Penerimaan ditentukan oleh sistem, bukan lagi petugas. Ini bentuk transparansi sekaligus efisiensi,” kata Gus Ipul di Jakarta, Selasa (26/8) dikutip dari Antara.
Ia menyebut, jika skema digital berjalan penuh, potensi penghematan anggaran negara bisa mencapai Rp14 triliun per tahun. Angka itu hanya dari bansos yang dikelola Kementerian Sosial, dengan asumsi masih ada penerima yang tidak tepat sasaran.
“Dengan sistem digital, penyaluran bansos lebih akurat, transparan, dan akuntabel. Uang negara bisa diselamatkan dan benar-benar sampai kepada masyarakat yang berhak,” ujarnya.
Bansos selama ini tidak hanya dikelola Kemensos, tetapi juga berbagai kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Melalui kebijakan baru, seluruh penyaluran akan diintegrasikan lewat Portal Perlindungan Sosial Nasional sebagai pusat pendaftaran dan verifikasi penerima.
Dalam skema bansos digital, masyarakat dapat mendaftarkan diri langsung melalui portal dengan memanfaatkan Identitas Kependudukan Digital (IKD).
Pendaftaran juga bisa dibantu pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), termasuk untuk warga tanpa ponsel yang akan dibantu dengan perekaman biometrik.
Sistem kemudian memverifikasi data dan menentukan status layak atau tidaknya calon penerima bansos.
Saifullah juga menyoroti meningkatnya kesadaran warga. Menurutnya, semakin banyak masyarakat yang secara sukarela mundur sebagai penerima bansos karena merasa sudah mampu.
“Kesadaran masyarakat makin tinggi. Banyak yang menolak bansos karena merasa tidak berhak. Inilah semangat bansos digital: tepat sasaran, transparan, dan partisipatif,” katanya.
Uji coba di Banyuwangi akan menjadi dasar penyempurnaan sebelum diperluas secara nasional. Pemerintah berharap integrasi data dan otomatisasi bisa membuat bansos tersalurkan lebih cepat, tepat, dan efisien.