Kabar melegakan datang dari Jalur Gaza. Dua truk yang membawa total 107 ton bahan bakar solar dilaporkan segera masuk ke wilayah Palestina yang sedang dilanda krisis ini. Bantuan vital tersebut sangat dinanti, khususnya untuk menopang operasional rumah sakit dan fasilitas penting lainnya yang sudah sekarat akibat minimnya energi.
Informasi ini pertama kali dilansir oleh Al Qahera News, stasiun televisi Mesir yang berafiliasi dengan pemerintah, pada Minggu (3/8/2025). Berita ini kemudian juga dilaporkan oleh Reuters. Namun, hingga saat ini, belum ada konfirmasi resmi apakah kedua truk itu sudah benar-benar tiba di Gaza.
Sejak Maret lalu, pengiriman bahan bakar ke Gaza memang jadi barang langka. Ini gara-gara Israel membatasi ketat masuknya bantuan dan barang. Dalihnya? Tekanan pada Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.
Imbasnya, dalam beberapa pekan terakhir, laporan menyedihkan terus berdatangan. Puluhan warga Gaza dikabarkan meninggal dunia akibat kekurangan gizi. Kementerian Kesehatan Gaza bahkan mencatat ada tujuh korban jiwa baru, termasuk satu anak, hanya dalam rentang waktu Jumat (1/8/2025). Situasi ini jelas alarm bahaya bagi kemanusiaan.
Israel Klaim Mempermudah, PBB Bilang Belum Cukup
Di sisi lain, pemerintah Israel menyatakan sudah mengambil beberapa langkah untuk mempercepat penyaluran bantuan ke warga sipil. Mereka mengklaim telah menghentikan sementara serangan di wilayah tertentu, mengirim bantuan lewat udara, dan menetapkan jalur aman untuk konvoi bantuan.
Tapi, lembaga-lembaga PBB tak sependapat. Menurut mereka, pengiriman bantuan lewat udara itu masih jauh dari cukup. Mereka terus mendesak agar bantuan bisa lebih banyak masuk lewat jalur darat dan aksesnya dipermudah.
Data dari COGAT, lembaga militer Israel yang mengatur pengiriman bantuan, menyebutkan bahwa 35 truk telah masuk Gaza sejak Juni, dengan mayoritas pada bulan Juli. Angka ini jauh berbeda jika dibandingkan dengan masa jeda pertempuran di Januari dan Februari, ketika lebih dari 700 truk bahan bakar bisa masuk sebelum Israel kembali menggempur Gaza pada Maret.
Konflik Berdarah yang tak Berkesudahan
Perang di Gaza sendiri sudah pecah sejak 7 Oktober 2023. Kala itu, Hamas melancarkan serangan ke wilayah selatan Israel, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, menurut data pemerintah Israel.
Sejak saat itu, balasan Israel tak kalah brutal. Lebih dari 60 ribu warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan balasan yang terus-menerus. Israel sendiri menyebut masih ada 50 sandera yang tersisa di Gaza, dan mirisnya, hanya 20 orang di antaranya yang diyakini masih hidup.
Kini, dengan masuknya bantuan solar ini, setidaknya ada secercah harapan agar rumah sakit di Gaza bisa kembali berfungsi dan menolong lebih banyak nyawa. Tapi, jelas, ini baru setetes air di tengah lautan krisis.