Amnesti yang didapat Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, bisa jadi membenarkan narasi politisasi yang didengungkan tim kuasa hukum, atau sebaliknya, pemberian ‘ampunan’ ini, jangan-jangan bagian dari kesepakatan politik? Entah mana yang benar.
Yang jelas, kuasa hukum Hasto, Maqdir Ismail, bergembira dengar kabar kliennya diberi amnesti oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Pengampunan ini, langsung diklaim sebagai bukti bahwa politisasi yang mereka curigai selama ini tidak meleset, seraya menyebut amnesti menjadi tanda bahwa selama proses persidangan, Hasto tidak bersalah.
“Sehingga kalau kami, (jika) betul seperti itu, artinya apa yang kami sampaikan selama ini bahwa ini perkara ini dipolitisir, dipolitisasi sama orang tertentu berarti benar kan? Gitu lho. KPK ini sebagai organ dari pemerintah ya, tidak peka terhadap persoalan,” kata Maqdir saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Kamis (31/7/2025) malam.
Di sisi lain, muncul dugaan amnesti ini cuma alat tawar saja, tujuannya agar PDIP tak lagi berada di luar pemerintahan. Dalam ilmu semiotika, setiap peristiwa politik tidak pernah berdiri sendiri, selalu ada tanda-tanda yang menjadi bagian dari makna yang utuh.
Tanda-tandanya sudah banyak. Seperti pertemuan Prabowo dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat, pada 7 April. Lalu pertemuan Ketua Harian Gerindra Sufmi Dasco dan Mensesneg Prasetyo di kediaman Megawati, pada Juni 2025.
Kemudian, saat Megawati beri arahan tegas ke kader-kadernya pada bimbingan teknis (bimtek) di Bali, Kamis (31/7/2025). Perintahnya jelas, mendukung program-program pemerintahan Prabowo.
Arahan ini diungkap oleh Ketua DPP Deddy Sitorus. Dikatakan bahwa Megawati berpesan agar PDIP tetap menjadi penopang pemerintah. Ia menyebut PDIP akan mendukung program pemerintah yang dianggap berpihak kepada masyarakat luas.
“Ibu menegaskan bahwa kita mendukung pemerintah, dalam arti mendukung segala upaya yang positif untuk menjaga negara, menghadapi krisis fiskal, defisit, pembayaran utang luar negeri, tantangan geopolitik, hingga tekanan ekonomi global,” ujar dia di Bali, Kamis (31/7/2025).
Selang beberapa jam usai keluarnya arahan Megawati, Dasco yang juga Wakil Ketua DPR RI, mengumumkan bahwa DPR dan pemerintah telah bersepakat untuk memberikan amnesti kepada 1.116 terpidana, termasuk Hasto di dalamnya.
Dia menjelaskan, keputusan itu berdasarkan surat presiden Nomor R42/Pres/07/2925 tanggal 30 Juli, ditujukan kepada DPR. Dasco bilang, pihaknya telah melakukan rapat konsultasi antara pemerintah dalam hal ini Kementerian Hukum (Kemenkum). Hasilnya, menyetujui surat dari Presiden tersebut.
“Tentang amnesti terhadap 1.116 orang yang telah terpidana diberikan amnesti termasuk saudara Hasto Kristiyanto,” kata Dasco dalam konferensi pers di DPR, Jakarta, Kamis (31/7/2025) malam.
Dengan adanya amnesti ini, Hasto bisa menghirup udara bebas. Sebab, amnesti merupakan penghapusan semua akibat hukum pidana berdasarkan Undang‑Undang Darurat No. 11 Tahun 1954 dan Pasal 14 ayat (2) UUD 1945 yang diberikan oleh Presiden dengan pertimbangan DPR, sehingga tidak ada lagi sisa putusan hukum pidana yang berkuatan hukum tetap.
Amnesti menyebabkan seluruh konsekuensi pidana hilang, maka, tidak ada lagi putusan pidana yang masih berlaku. Upaya hukum banding, kasasi, ataupun peninjauan kembali (PK) tidak dapat diajukan, karena tidak ada lagi putusan terdakwa yang bisa ditindaklanjuti melalui lembaga peradilan.
Tak kalah menarik, usai pengumuman amnesti, Dasco mengunggah foto kebersamaan dirinya bersama dengan para elite PDIP. Tak dijelaskan kapan pertemuan ini terjadi. Dari unggahan Dasco terlihat momen pertemuan antara dirinya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Ketua DPR sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo dan Mensesneg sekaligus Ketua DPP Gerindra Prasetyo Hadi.
Ada juga satu foto memperlihatkan Dasco, Puan dan Mensesneg Prasetyo yang memegang map batik di tangan. Entah apa isi dari map itu. Tiga foto yang diunggah ini digambarkan sebagai bentuk merajut persaudaraan. “Merajut Tali Kebangsaan dan Persaudaraan,” tulis Dasco dalam unggahannya.