Ancaman Banjir Jakarta, Pangdam Jaya Pantau Tiga Sungai Dekat Permukiman Padat

Ancaman Banjir Jakarta, Pangdam Jaya Pantau Tiga Sungai Dekat Permukiman Padat


Permasalahan banjir di wilayah DKI Jakarta turut menjadi perhatian serius Kodam Jaya. Pangdam Jaya Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi memantau tiga sungai di ibu kota yang dekat dengan permukiman padat penduduk untuk mengantisipasi banjir serta meningkatkan kualitas lingkungan setempat.

“Kami sudah memantau tiga sungai yang dekat dengan permukiman padat. Sungai tersebut menjadi usulan sasaran untuk kita bersihkan agar mencegah banjir,” tutur Deddy di Lapangan Kartika Makodam Jaya, Cililitan, Jakarta Timur, Jumat (8/8/2025).

Ia menyebutkan lokasi yang menjadi prioritas dalam kegiatan bersih-bersih sungai tersebut di antaranya Sungai Pesanggrahan mulai dari Kembangan, Kebon Jeruk, kemudian Sungai Ciliwung, dan Sungai Sunter.

“Kalau Pesanggrahan mulai dari Kembangan, Kebon Jeruk, terus ada di Ciliwung mulai Segmen Manggarai, Kampung Melayu, Jatinegara, terus di Sungai Sunter mulai Tanjung Priok, Kelapa Gading, Pulomas,” kata Deddy menerangkan.

Ketiga sungai tersebut menjadi prioritas karena memiliki volume sampah yang tinggi dan dekat dengan permukiman padat penduduk sehingga dapat memberikan efek domino.

Lebih jauh Deddy juga mengajak masyarakat di wilayah Jakarta dan daerah penyangga untuk aktif menjaga kebersihan sungai melalui berbagai kegiatan bersama yang mencakup pembersihan sungai, pembangunan dan pemasangan fasilitas pendukung, serta edukasi dan sosialisasi.

“Edukasi dilakukan bersama komunitas binaan penjaga sungai yang nantinya akan membahas terkait bank sampah sungai dan posko sungai. Lalu juga dilakukan patroli sungai untuk memonitor kondisi sungai itu sendiri,” ujar Deddy.

Kegiatan bersih-bersih sungai itu akan dilaksanakan di sejumlah lokasi yang sudah ditentukan, meliputi wilayah Jakarta hingga penyangga ibu kota.

“Ini kegiatan program dari Jaga Sungai. Nanti ada beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan, mulai dari pembersihan, bangun dan pasang fasilitas seperti jaring, tanggul, sampai edukasi warga. Tentu ini harus terus dilakukan kepada masyarakat,” jelas Deddy.

Dia mengaku pihaknya telah berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menggelar aksi nyata di lapangan melalui gotong royong, kerja bakti, dan pemberdayaan warga.

“Kami sudah berkoordinasi dengan dinas terkait, mulai Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Sumber Daya Air, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota, jajaran kecamatan dan kelurahan,” ungkap Deddy.

Melalui langkah tersebut, pihaknya berharap kawasan sungai dan kampung di sekitarnya dapat terjaga kebersihannya, sekaligus mendorong partisipasi aktif warga untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Aksi bersih-bersih sungai yang termasuk ke dalam gerakan “Jaga Bumi” itu rencananya dilaksanakan pada Sabtu, 9 Agustus 2025 dengan menyasar penumpukan sampah di beberapa titik prioritas.

Jaga Bumi merupakan salah satu pilar program yang berfokus pada perawatan sungai, pengelolaan sampah, fasilitas umum, dan ruang hijau dengan tujuan mendorong partisipasi masyarakat untuk peduli terhadap kebersihan lingkungan.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan Sungai Ciliwung memberikan kontribusi sebanyak 40 persen sebagai penyebab banjir di Ibu Kota. “Sungai Ciliwung itu memberikan kontribusi 40 persen dari banjir di Jakarta,” ucap Pramono di kawasan Jakarta Pusat, Selasa (5/8/2025).

Oleh karena itu, normalisasi Sungai Ciliwung menjadi prioritas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penanganan banjir jangka menengah. Proses penetapan lokasi untuk proyek normalisasi tersebut telah ditandatangani dan pelaksanaan pembebasan lahan akan dilakukan dalam waktu dekat.

Komentar