Presiden Prabowo Subianto mengapresiasi kinerja seluruh kementerian/lembaga terkait atas capaian angka kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menurun drastis sepanjang tahun ini.
Hal itu diinformasikan laman resmi media sosial Sekretariat Kabinet, Minggu (3/8/2025), berdasarkan hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto secara virtual dari Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Dalam kesempatan ini, Presiden mengapresiasi upaya yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup beserta kementerian terkait lainnya dan tim penanggulangan kebakaran hutan dan lahan,” demikian keterangan Sekretariat Kabinet melalui laman media sosialnya di Jakarta, Minggu (3/8/2025).
Berdasarkan laporan terkini, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia per 1 Agustus 2025 tercatat mencapai 8.955 hektare, atau turun drastis sebesar 33,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 376.805 hektare.
Meski demikian, Prabowo mengingatkan seluruh tim penanganan karhutla untuk tidak lengah.
Merujuk pada prakiraan BMKG, musim kemarau diprediksi masih berlangsung hingga akhir Agustus, yang meningkatkan potensi kebakaran di sejumlah wilayah rawan.
“Penegakan hukum juga terus dilakukan terhadap pelaku pembakaran hutan dan lahan,” katanya.
Turut hadir sejumlah menteri Kabinet Merah Putih dalam agenda rapat terbatas secara virtual bersama Presiden Prabowo, di antaranya Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni, dan Panglima TNI Agus Subianto.
Berdasarkan data yang diterima BNPB pada Sabtu (2/8) dilaporkan semua titik panas yang membakar Kalimantan Barat menjadi nol titik panas.
Untuk menghadapi karhutla selama musim kemarau di Kalimantan Barat, pemerintah melalui Kemenko Polhukam memperkuat koordinasi lintas sektor dan mempercepat respons di lapangan.
Tim Pemantauan Desk Penanganan Karhutla yang dipimpin Kolonel Inf Heri Budi Purnomo melakukan kunjungan kerja ke sejumlah wilayah rawan pada 23–26 Juli 2025.
Langkah cepat seperti pengerahan helikopter water bombing, percepatan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC), dan mobilisasi sumber daya manusia tengah diupayakan untuk menekan jumlah titik panas, yang mencapai 399 hotspot per 23 Juli, dengan konsentrasi tertinggi di Sanggau, Sintang, dan Mempawah.