Pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Apriyani Rahayu, mengungkapkan harapannya agar penonton tetap memenuhi Istora Senayan selama perhelatan Indonesia Open 2025, meskipun performa para wakil tuan rumah belum menunjukkan hasil maksimal.
Apriyani yang berduet dengan Febi Setianingrum berhasil meraih kemenangan dua gim langsung atas pasangan Taiwan, Chang Ching Hui/Yang Ching Tun, dengan skor 21-16, 24-22 di hari pertama turnamen, Selasa (3/6/2025). Laga itu sekaligus menandai comeback Apriyani setelah absen cukup lama karena cedera.
Meski senang bisa kembali tampil di kandang sendiri, Apriyani tak menampik bahwa atmosfer Istora kali ini terasa berbeda.
“Ya datenglah untuk nonton kami semua. Ramaikan Istora, datang dukung kami semua,” kata Apriyani kepada awak media usai pertandingan.
Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 itu menyadari bahwa hasil kurang memuaskan yang diraih wakil Indonesia dalam beberapa turnamen terakhir turut memengaruhi animo publik. Namun, ia berharap hal itu tak menyurutkan semangat para suporter untuk tetap hadir.
“Keadaannya mungkin kemarin-kemarin pertandingan demi pertandingan kan kami Indonesia kurang ada yang masuk. Jadi tolong kalau di sini meskipun kami lagi kondisi yang seperti ini tolonglah tetap di-support, tetap disemangatin,” ujarnya.
Tribun Kosong di Hari Pertama
Dari pantauan di lapangan, atmosfer hari pertama Indonesia Open 2025 memang terbilang lesu. Sejumlah kursi di tribune Istora tampak kosong, termasuk pada laga-laga yang melibatkan wakil Indonesia. Meski panitia pelaksana telah menghadirkan nuansa baru dengan karpet biru khas turnamen level atas, hal itu belum mampu menarik minat penonton secara signifikan.
Beberapa pertandingan di hari pembuka bahkan menampilkan atlet papan atas dunia seperti An Se Young (tunggal putri peringkat satu dunia asal Korea Selatan) dan Shi Yu Qi (tunggal putra peringkat dua dunia asal China). Namun kehadiran mereka belum cukup mendongkrak jumlah penonton.
Ketua Panitia Pelaksana Indonesia Open 2025, Armand Darmadji, tak menampik bahwa tren penurunan animo penonton memang terjadi dan menjadi perhatian serius PBSI.
“Fenomena penurunan jumlah penonton ini terjadi di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia. Saya melihat di Malaysia, Thailand, dan beberapa kota di China juga mengalami hal serupa,” jelas Armand dalam jumpa pers sehari sebelum turnamen dimulai.
Ia mengimbau masyarakat untuk tetap mendukung dunia bulu tangkis, terutama turnamen besar seperti Indonesia Open yang selama ini dikenal sebagai salah satu penyelenggaraan terbaik di level BWF World Tour Super 1000.
Indonesia Open 2025 dijadwalkan berlangsung hingga Minggu, 8 Juni 2025. Turnamen ini diharapkan bisa kembali membangkitkan gairah bulu tangkis nasional dengan dukungan penuh dari para penonton.