Tim Manggala Agni bersama TNI berjibaku memadamkan karhutla Riau, Minggu (20/7/2025). (Foto: riau.go.id)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Kabut asap tebal lagi-lagi menyelimuti Malaysia. Jangan kaget, sebagian besar kiriman asap ‘impor’ ini asalnya dari Pulau Sumatera, Indonesia. Ini bukan kali pertama, dan nampaknya jadi masalah tahunan yang tak kunjung usai.
Asap pekat dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) itu terdeteksi masuk ke sejumlah wilayah di Malaysia. Ibarat tamu tak diundang, kehadirannya makin membesar berkat faktor cuaca seperti musim kemarau dan tiupan angin kencang.
Warga Malaysia tentu saja resah. Kabut asap ini bukan cuma ancaman kesehatan pernapasan, tapi juga momok di jalanan. Jarak pandang yang memendek drastis bisa memicu kecelakaan. Bahaya!
Sumber utama asap ini? Sudah bisa ditebak. Tak lain dan tak bukan dari karhutla di Indonesia, khususnya di Kabupaten Rokan Hilir dan Rokan Hulu, Provinsi Riau. Dua wilayah ini memang jadi ‘langganan’ penyumbang asap yang bikin tetangga ikut sesak.
Masalah asap lintas batas ini memang kerap bikin hubungan Indonesia dengan negara-negara seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand jadi tegang. Sebuah ‘hadiah’ yang tak pernah diharapkan dari negeri tetangga.
Disorot Media Asing
Asap pekat hasil kebakaran yang mengganggu Malaysia ini ternyata menjadi sorotan media asing.
Dalam pemberitaan berjudul Forest Fire Haze from Indonesia Detected in Malaysia, yang dikutip Senin (21/7/2025), Associated Press menyebut kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan masalah tahunan di Indonesia yang membebani hubungan dengan negara-negara tetangga.
“Dalam beberapa tahun terakhir, asap dari kebakaran tersebut telah menyelimuti sebagian wilayah Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand bagian selatan,” tulis Associated Press.
Adapun media Malaysia, Malay Mail, menyampaikan keluhan dari warga negeri jiran itu. Dalam artikel bertajuk Unhealthy Air Quality in Peninsular Malaysia Doubles to Eight Areas in 24 Hours, Malay Mail melaporkan bagaimana kualitas udara di Semenanjung Malaysia memburuk drastis.
Jumlah wilayah dengan kualitas udara tidak sehat melonjak dua kali lipat dalam semalam, berdasarkan data Sistem Manajemen Indeks Pencemaran Udara (APIMS) Departemen Lingkungan Hidup Malaysia.
“Hingga (Senin) pukul 09.00 pagi ini, delapan lokasi mencatat Indeks Pencemaran Udara (API) di atas 100. Yang paling parah terkena dampaknya adalah Alor Gajah di Melaka, dengan angka API 160,” tulis Malay Mail.
Tujuh wilayah lain yang juga merasakan efek kabut asap tak sehat ini adalah Temerloh di Pahang (API 156), Banting di Selangor (155), Nilai di Negeri Sembilan (155), Kemaman di Terengganu (153), Johan Setia di Selangor (152), Cheras di Kuala Lumpur (151), dan Putrajaya (124)
Sekadar informasi, API antara 0-50 itu baik, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan di atas 300 sudah kategori berbahaya.