Belajar dari Jepang, Komdigi Kembangkan Kurikulum AI untuk Startup dan Solusi Nyata

Belajar dari Jepang, Komdigi Kembangkan Kurikulum AI untuk Startup dan Solusi Nyata


Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka peluang kerja sama dengan Universitas Tokyo Jepang untuk mengembangkan kurikulum pendidikan kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyatakan, kolaborasi ini bertujuan meningkatkan penguasaan pengetahuan digital (digital knowledge) dan keterampilan digital (digital skill) masyarakat Indonesia, khususnya dalam pengembangan solusi berbasis AI.

“Dari apa yang ditawarkan oleh Profesor Yutaka Matsuo, kerja sama ini sangat menarik. Beliau menawarkan pengembangan keterampilan teknis yang sangat dibutuhkan,” ujar Nezar usai rapat dengan Prof. Yutaka Matsuo dari Department of Technology Management for Innovation, The University of Tokyo, di Kantor Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Jakarta Pusat, Selasa (1/4/2025).

Fokus: Solusi Teknologi untuk Masalah Nyata

Menurut Nezar, Prof. Matsuo juga mendorong penerapan AI secara praktis untuk memecahkan persoalan sehari-hari.

“Contohnya di Jepang, lulusan pendidikan ini langsung membangun startup untuk menghadirkan solusi atas masalah nyata di masyarakat,” ungkap Nezar.

Pola pengembangan ini dinilai potensial untuk diterapkan di Indonesia, mengingat kebutuhan adopsi teknologi dalam sektor bisnis dan sosial semakin tinggi.

Baru Diskusi Awal, Tapi Potensi Besar

Meski baru sebatas diskusi awal, Nezar optimistis kolaborasi ini akan berlanjut ke tahap konkret.

“Profesor Matsuo dan ERIA tampak cukup berminat untuk bekerja sama dengan Kementerian Komdigi,” tambahnya.

Sebagai salah satu pakar AI terkemuka yang juga menjadi penasihat pemerintah Jepang, Prof. Matsuo dinilai mampu menjembatani kebutuhan industri dengan pengembangan teknologi berbasis AI, terutama dalam meningkatkan kapabilitas SDM.

“Kami terbuka untuk kesempatan kerja sama ini. Ini langkah strategis untuk memperkuat ekosistem AI di Indonesia,” tutup Nezar.

Komentar