Bendera One Piece Ramai Dicari Saat 17-an, Pedagang Bingung: Saya Sampai Takut

Bendera One Piece Ramai Dicari Saat 17-an, Pedagang Bingung: Saya Sampai Takut


Jelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia, para pedagang bendera musiman biasanya panen pesanan. Namun tahun ini, sebagian dari mereka dibuat kebingungan bahkan cemas, lantaran banyak anak muda yang justru mencari bendera bergambar tengkorak memakai topi—bendera bajak laut dari serial anime One Piece.

Yudi (40), salah satu pedagang bendera musiman di kawasan Cipayung, Jakarta Timur, mengaku kaget ketika sekelompok pemuda datang ke lapaknya, Sabtu (2/8/2025) sore dan menanyakan bendera “tengkorak pakai topi”.

“Saya sempat bingung. Lah kok anak-anak muda nyari bendera tengkorak pakai topi. Saya nggak jual yang begitu,” ujar Yudi kepada inilah.com.

Belakangan, Yudi baru mengetahui bahwa yang dimaksud para pemuda itu adalah Jolly Roger, simbol kru Bajak Laut Topi Jerami dari anime One Piece yang tengah viral di media sosial.

“Iya, ternyata bendera One Piece. Saya sempat takut juga kalau jualan itu. Takut dikira macam-macam,” katanya sambil tertawa kecil.

Viral di Medsos, Tapi Pedagang Tak Berani Jual

Fenomena bendera bajak laut yang dikibarkan di rumah-rumah warga menjelang 17 Agustus ramai dibagikan di platform seperti TikTok dan Instagram. Namun bagi pedagang tradisional seperti Yudi dan Ridwan (30), tren ini tidak serta-merta jadi peluang cuan. Mereka justru khawatir salah langkah.

0807_110820_7094_inilah.com_.jpg

“Yang nyari lumayan banyak. Tapi kita nggak jual, bos juga nggak nyediain. Kita fokus jualan Merah Putih,” ujar Ridwan, pedagang lain yang mangkal tak jauh dari lokasi Yudi.

Mereka mengaku tak tahu apakah menjual bendera nonnasional di momen kemerdekaan bisa menimbulkan masalah hukum atau sosial. Ketidaktahuan ini membuat mereka memilih menghindari.

Mengeluh Hanya Ditawar Murah

Di sisi lain, penjualan bendera Merah Putih tahun ini justru sepi pembeli. Yudi menyebut sudah mulai berjualan sejak 25 Juli, namun penjualannya menurun drastis dibanding tahun-tahun sebelumnya.

“Yang datang cuma nanya-nanya, nawar, tapi nawarnya di bawah modal. Bendera saya jual Rp35 ribu, ditawar Rp10 ribu. Rasanya nyesek,” keluhnya.

Ia juga mengaku banyak warga kini memilih membeli bendera secara online. Bahkan ada pembeli yang datang hanya untuk membeli bambu tiang bendera.

“Baru laku empat bendera seharian. Padahal biasanya menjelang tanggal 17 rame,” ucapnya.

Sebelum berjualan di Cipayung, Yudi sempat mencoba peruntungan di Pasar Minggu dan Pamulang. Namun ia memilih pindah karena alasan keamanan dan tekanan dari preman setempat.

“Dulu di Pamulang, tapi banyak preman minta jatah. Padahal kita ini jualan kecil-kecilan,” tuturnya.

Viralnya bendera One Piece di tengah perayaan kemerdekaan menimbulkan pertanyaan: apakah ini sekadar ekspresi budaya pop, atau bentuk pembangkangan simbolik terhadap nasionalisme formal?

Komentar