Seorang pemuda Palestina warga Tepi Barat, Saif al-Din Kamil Abdul Karim Musala, meninggal usai dihajar habis-habisan oleh pemukim Israel pada Jumat (11/7/2025). (Foto: Quds News Network)
Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com
Tepi Barat kembali bergejolak. Sebuah kabar memilukan datang dari Kementerian Kesehatan Palestina: seorang pemuda berusia 23 tahun, Saif al-Din Kamil Abdul Karim Musala, tewas dihajar habis-habisan oleh pemukim Israel pada Jumat (11/7/2025). Insiden keji ini terjadi di Kota Sinjil, utara Ramallah.
Militer Israel, seperti biasa, punya versinya sendiri. Mereka mengeklaim bentrokan pecah setelah ada lemparan batu ke arah warga sipil Israel dekat desa Sinjil, mengakibatkan dua orang luka ringan. Menurut klaim otoritas Israel, ‘konfrontasi kekerasan yang terjadi… termasuk vandalisme properti Palestina, pembakaran, bentrokan fisik, dan pelemparan batu’.
Mereka juga mengakui ‘adanya laporan mengenai seorang warga sipil Palestina yang tewas dan sejumlah warga Palestina yang terluka’, seraya menambahkan bahwa insiden itu sedang diselidiki.
Annas Abu El Ezz, juru bicara Kementerian Otoritas Palestina, menegaskan bahwa Saif al-Din meninggal setelah dipukuli brutal di sekujur tubuhnya oleh para pemukim. Rekaman AFP dari Ramallah menunjukkan pemandangan yang mengharukan: jenazahnya diusung di jalanan, terbalut bendera Palestina, diiringi sekitar seratus pelayat.
Saksi mata, Abdul Samad Abdul Aziz dari desa Al-Mazraa Al-Sharqiya, mengungkap fakta yang bikin geram. “Pemuda itu terluka dan mengalami luka-luka selama empat jam. Tentara mencegah kami menjangkaunya dan tidak mengizinkan kami membawanya pergi,” katanya.
“Ketika kami akhirnya berhasil menjangkaunya, ia mengembuskan napas terakhirnya.” Ini jelas menunjukkan betapa biadabnya perlakuan terhadap korban.
Militer Israel sendiri mengaku mengerahkan pasukan, polisi, dan polisi perbatasan ke lokasi kejadian. Mereka bahkan mengklaim menggunakan ‘alat pembubaran kerusuhan’ untuk membubarkan konfrontasi. Namun, narasi ini terasa kontras dengan kenyataan di lapangan.
Pekan sebelumnya, jurnalis AFP juga menyaksikan langsung bentrokan antara puluhan pemukim Israel dan warga Palestina di Sinjil. Kala itu, ada pawai menentang serangan pemukim di lahan pertanian dekat sana.
Belum lama ini, otoritas Israel juga membangun pagar tinggi yang memisahkan sebagian Sinjil dari Jalan 60, jalan utama yang membentang dari utara ke selatan Tepi Barat. Ini seolah jadi simbol pembatasan dan segregasi yang terus-menerus.
Perlu dicatat, kekerasan di wilayah ini memang melonjak drastis sejak perang di Gaza meletus pada Oktober 2023. Sejak itu, setidaknya 954 warga Palestina telah tewas di tangan pasukan atau pemukim Israel di Tepi Barat. Sementara itu, 36 warga Israel, termasuk pasukan dan warga sipil, tewas dalam serangan Palestina atau operasi militer Israel, menurut data resmi.
Sejak 1967, Israel terus menduduki Tepi Barat. Dan seperti yang terus kita saksikan, pendudukan ini hanya membawa duka dan darah bagi rakyat Palestina.