Bisnis CPO dan Laba JARR Jadi Acuan Investor, Saham Emiten Haji Isam Terbang

Bisnis CPO dan Laba JARR Jadi Acuan Investor, Saham Emiten Haji Isam Terbang


Paruh pertama 2025, saham emiten perkebunan sawit serta produsen biodiesel, PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR), milik pengusaha Samsudin Andi Arsyad yang akrab disapa Haji Isam, cukup moncer.

Pada perdagangan Rabu (20/8/2025), saham JARR naik Rp200 atau setara 24,84 persen ke level Rp1.005 per lembar.

Dikutip dari laman IDX, saham JARR bertengger di angka Rp805 per saham pada pukul 09.00 WIB. Sejam kemudian mencelat menjadi Rp915 per saham. Pada pukul 12.00 WIB, kembali naik meski tipis menjadi Rp920 per saham.

Pada pukul 13.35 WIB, saham JARR kembali ke level Rp915 per lembar, selanjutnya tancap gas ke level Rp1.005 pada pukul 14.00 WIB. Sempat turun tipis namun kembali bertahan hingga penutupan perdagangan.

Tentu saja, kenaikan harga saham JARR ini, tidak jatuh dari langit secara tiba-tiba. Bisa jadi, pelaku pasar mencermati kinerja keuangan JARR yang cukup oke.

Semester I-2025, laba bersih yang mengalir ke brangkas JARR, meroket 82,6 persen, menjadi Rp160,39 miliar. Paruh pertama di tahun sebelumnya, JARR membukukan laba Rp87,85 miliar.

Asal tahu saja, harga saham JARR pada Agustus ini, betul-betul fenomenal. Bandingkan dengan bulan sebelumnya, harganya masih di bawah ‘gopek’ alias Rp500 per saham. 

Pada Senin (24/7/2025), saham JARR masih dibanderol di angka Rp450 per lembar. Namun meroket hingga 74 persen menjadi Rp785 per lembar pada Selasa (19/8/2025). Pelan tapi pasti, saham emiten Haji Isam ini terus merangsek naik hingga di atas Rp1.000 per saham.

Selain punya kinerja keuangan yang mumpuni, saham JARR semakin diburu karena prospek bisnisnya, memang menjanjikan.

Sebagai pemain minyak sawit alias CPO (Crude Palm Oil), saham JARR sangat diperhitungkan. Apalagi saat ini, harga CPO global sedang bagus-bagusnya.

“Harga CPO dunia naik karena permintaan dari India dan China meningkat, sementara pasokan dari Malaysia terbatas, peluang besar untuk industri sawit di Indonesia,” kata Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas.

Selain itu, kata Nafan, sentimen positif juga datang dari kebijakan pemerintah mendorong pengembangan biodiesel B40 dan B50, yang diyakini akan meningkatkan permintaan domestik terhadap CPO.

Kebetulan, JARR punya kontrak penyediaan biodiesel (FAME) dengan PT Pertamina Patra Niaga (PPN), hingga akhir 2025. Nilai kontrak perpanjangan ini, diperkirakan mencapai Rp2,37 triliun. Langkah strategis untuk memperkuat kinerja dan laba bersih perusahaan.

 

Komentar