Sebuah boneka Labubu seukuran manusia terjual dengan harga fantastis, melebihi 1,08 juta yuan atau sekitar Rp2,4 miliar dalam sebuah lelang di Beijing. Lelang ini mengubah statusnya dari sekadar mainan ‘blind box’ yang viral menjadi barang koleksi bernilai tinggi.
Rumah lelang Yongle International Auction, yang dikenal ahli dalam seni modern dan perhiasan, menggelar lelang perdananya yang didedikasikan khusus untuk Labubu, Selasa (10/6/ 2025). Momen ini menandai pergeseran signifikan bagi karakter yang awalnya populer melalui penjualan ‘blind box’ dari perusahaan mainan China, Pop Mart.
Puncak acara ini adalah penjualan patung Labubu berwarna hijau mint setinggi 131 cm. Dengan berbagai tawaran sengit, patung unik ini akhirnya terjual seharga 1,08 juta yuan atau sekitar Rp2,4 miliar. Menurut pihak lelang, patung ini adalah satu-satunya di dunia, menjadikannya permata langka bagi kolektor.
Lelang tersebut menghadirkan 48 lot yang memukau sekitar 200 peserta secara langsung, sementara lebih dari seribu penawar membanjiri aplikasi seluler Yongle. Dengan harga awal nol untuk semua item, total penjualan berhasil meraup 3,73 juta yuan atau sekitar Rp8,4 miliar.
Selain Labubu raksasa, satu set tiga patung Labubu berukuran sekitar 40 cm, yang terbuat dari bahan PVC, juga terjual seharga 510.000 yuan. Set ini, dari seri “Three Wise Labubu” yang hanya diproduksi 120 set pada 2017, sebelumnya juga terjual seharga HKD 203.200 (US$25.889.64) di lelang Sotheby’s di Hong Kong.
Dari Kreasi Seniman Hong Kong ke Fenomena Global
Karakter Labubu diciptakan satu dekade lalu oleh seniman dan ilustrator Hong Kong, Kasing Lung. Pada 2019, Lung setuju untuk menjual karyanya melalui Pop Mart, yang terkenal dengan konsep ‘blind box’ – pembeli tidak tahu persis desain mainan apa yang akan mereka dapatkan sampai mereka membuka kemasan. Harga awal mainan ‘blind box’ Labubu di toko Pop Mart sendiri hanya sekitar 50 yuan atau sekitar Rp113 ribu.
Popularitas Labubu meroket setelah Lisa dari grup musik K-Pop Blackpink terlihat membawa boneka Labubu dan memujinya dalam wawancara serta unggahan daring. Gelombang dukungan dari selebriti pun bermunculan. Pada bulan Mei, bintang sepak bola Inggris, David Beckham, membagikan foto Labubu miliknya yang tergantung di tasnya di Instagram, semakin mengukuhkan status ikonik karakter ini.
Fenomena ini menarik perhatian bahkan dari mereka yang awalnya hanya berniat membeli dengan harga terjangkau. Seorang pemilik restoran yang hanya menyebutkan nama belakangnya, Du, mengungkapkan bahwa ia awalnya berencana menghabiskan maksimal 20.000 yuan atau sekitar Rp45 juta, namun harus pulang dengan tangan kosong karena harga akhir yang terlalu tinggi.
“Anak saya menyukainya, jadi setiap kali Labubu merilis produk baru kami akan membeli satu atau dua item. Sulit menjelaskan popularitasnya, tetapi karakter ini pasti telah menyentuh generasi ini,” ujarnya.
Penjualan ini bukan hanya sekadar angka, melainkan cerminan bagaimana mainan “desainer” dan budaya “blind box” telah berkembang melampaui ekspektasi, mengubah mainan menjadi investasi seni yang serius. Dengan rekor baru yang tercipta, Labubu tidak hanya sekadar mainan, tetapi kini menjadi simbol kekuatan budaya pop yang mampu menembus batas-batas pasar seni konvensional.