Bongkar Standar AFC, Erick Thohir Punya Hitungan Sendiri Soal Kualitas Liga Indonesia

Bongkar Standar AFC, Erick Thohir Punya Hitungan Sendiri Soal Kualitas Liga Indonesia

Ibnu Medium.jpeg

Kamis, 24 Juli 2025 – 19:23 WIB

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers perubahan jadwal Timnas Indonesia vs Irak dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (24/7/2025). (Foto: inilah.com/inu)

Ketua Umum PSSI Erick Thohir dalam konferensi pers perubahan jadwal Timnas Indonesia vs Irak dalam Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (24/7/2025). (Foto: inilah.com/inu)

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mendesak agar operator Liga Indonesia, I.League, segera menerapkan regulasi ketat terhadap para agen pemain. Erick menyoroti maraknya agen ilegal dan tidak berlisensi yang berkeliaran di sepak bola nasional, yang menurutnya merusak ekosistem kompetisi.

“Pertama, kita mensyaratkan agen-agen harus ada lisensi FIFA, tidak bodong-bodongan. Jangan sampai pangsa sepak bola kita jadi tempat orang cari makan dengan standar yang jelek,” tegas Erick dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/7/2025).

Regulasi Pemain Asing Juga Akan Diperketat

Selain menyoroti agen, Erick juga menegaskan pentingnya standarisasi kualitas pemain asing yang berlaga di kompetisi domestik. Ia menargetkan sistem penilaian ala Inggris dan Italia mulai diberlakukan paling lambat tahun 2027.

“Kita juga mesti punya hitungan seperti di Inggris, Italia. Supaya liga kita tidak sembarang menerima pemain asing, tapi benar-benar yang menaikkan kualitas kompetisi,” ujarnya.

Pandangan Soal Kualitas Liga: Tak Sama dengan AFC

Dalam forum tersebut, Erick juga menyampaikan bahwa PSSI memiliki pendekatan yang berbeda dari AFC dalam menilai kualitas liga. Menurutnya, indikator kualitas liga tidak hanya soal struktur, tapi juga mencakup:

Keragaman juara liga (bukan dimonopoli satu klub)

  • Jumlah penonton
  • Kesehatan keuangan klub
  • Prestasi klub Indonesia di kompetisi Asia

“Jangan cuma lihat dari lisensi dan format. Kita juga lihat aspek daya saing dan daya tarik publik,” ujar Erick.

Main di Liga 1 Bukan Turun Kelas bagi Pemain Diaspora

Erick juga menanggapi persepsi publik bahwa pemain naturalisasi yang merumput di Liga 1 dianggap “turun kelas”. Ia membantah anggapan tersebut, dengan mencontohkan bahwa pemain Jepang pun tersebar di berbagai liga dunia, termasuk liga kelas dua dan tiga.

“Pemain ya pasti ingin main profesional, di mana pun kesempatan itu ada. Selama dibutuhkan klub dan mereka bisa hidup dari situ, tidak masalah,” kata Erick.

“Kalau ada pemain Indonesia bisa main di Eropa, kita bersyukur. Tapi kalau mereka balik ke Liga 1, itu bukan degradasi. Mereka sedang membangun karier dan tetap profesional,” tegasnya.

Topik
Komentar

Komentar