BPS Sebut Jumlah Orang Miskin di Jakarta Naik, Begini Penjelasan Mas Pram

BPS Sebut Jumlah Orang Miskin di Jakarta Naik, Begini Penjelasan Mas Pram

Iwan Medium.jpeg

Jumat, 25 Juli 2025 – 20:47 WIB

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Anjungan Sarinah, Jumat (25/7/2025). (Foto: ANTARA/Lifia Mawaddah Putri).

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di Anjungan Sarinah, Jumat (25/7/2025). (Foto: ANTARA/Lifia Mawaddah Putri).

Berita Terkini, Eksklusif di WhatsApp Inilah.com

+ Gabung

Data kemiskinan Maret 2025 versi Badan Pusat Statistik (BPS) membeberkan tingginya angka kemiskinan di Jakarta. Tamparan keras untuk Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung yang akrab disapa Mas Pram.

“Apakah itu betul kemiskinan, karena semata-mata warga yang tinggal di Jakarta, atau memang persoalannya orang menaruh harapan tinggi untuk datang ke Jakarta. Dan itu datang dari berbagai daerah,” kata Mas Pram di Anjungan Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (25/7/2025).

Saat ini, kata dia, jumlah pencari kerja di Jakarta, mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Kondisi ini bisa saja berpengaruh pada data kemiskinan yang dikeluarkan BPS.

BPS Provinsi Jakarta mencatat tingkat kemiskinan di Jakarta mengalami kenaikan pada Maret 2025. Kepala BPS Jakarta Nurul Hasanudin menyampaikan, persentase penduduk miskin mencapai 4,28 persen, meningkat 0,14 persen poin dibandingkan September 2024 yang sebesar 4,14 persen.

“Jumlah penduduk miskin pada Maret 2025 tercatat sebanyak 464,87 ribu orang. Naik sekitar 15.800 orang dibandingkan enam bulan sebelumnya,” kata Nurul dalam rilis data resmi di Kantor BPS Jakarta, Jumat (25/7/2025).

Meski begitu, jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Maret 2024), persentase kemiskinan di Jakarta sedikit menurun dari 4,30 persen menjadi 4,28 persen.

Kenaikan jumlah penduduk miskin salah satunya dipengaruhi oleh naiknya garis kemiskinan. Pada Maret 2025, garis kemiskinan Jakarta tercatat sebesar Rp 852.798 per kapita per bulan atau naik 6,79 persen dari September 2024.

Begitu garis kemiskinan naik, penduduk yang sebelumnya sedikit di atas garis itu bisa langsung terdampak dan masuk kategori miskin,” kata Nurul.

Komoditas penyumbang terbesar dari sisi makanan adalah beras (16,65 persen), rokok kretek filter (9,53 persen), daging ayam ras (5,06 persen), telur ayam ras (4,87 persen) serta sayur dan bawang merah.

Sementara, Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono mengatakan, jumlah  penduduk miskin di Indonesia sepanang Maret 2024, mencapai 23,85 juta orang. Turun 200.000 jiwa ketimbang September 2024.

Di mana, penduduk miskin terbanyak berada di Pulau Jawa, sebanyak 12,56 juta atau setara 52,66 persen dari total penduduk miskin. Paling kecil Pulau Kalimantan, hanya 0,89 juta atau setara 3,75 persen dari total penduduk miskin.

“Jumlah penduduk miskin masih terkonsentrasi di Pulau Jawa yaitu sebanyak 12,56 juta penduduk miskin berada di Pulau Jawa atau kontribusinya sekitar 52,66 persen terhadap total jumlah penduduk miskin nasional,” kata Ateng.

Ia menyebut, hampir seluruh pulau di Indonesia, mengalami penurunan jumlah orang miskin pada Maret 2025 dibandingkan September 2024. Penurunan terbesar terjadi di Bali dan Nusa Tenggara yaitu 0,22 persen. “Kecuali Maluku dan Papua, persentase orang miskinnya naik 0,28 persen,” katanya.

Topik
Komentar

Komentar